Penumpang pesawat Lion Air dengan rute Pekanbaru-Jakarta dikagetkan dengan adanya kalajengking di kabin. Lion Air masih melakukan penyelidikan.
Dalam siaran pers Lion Air yang diterima detikTravel, Jumat (15/2/2019) Lion Air Group memberikan klarifikasi terkait layanan nomor penerbangan JT-293 yang melayani rute dari Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau (PKU) menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK). Menurut mereka, operasional telah dijalankan sesuai standar prosedur (SOP). Pesawat Boeing 737-800NG registrasi PK-LPK sebelum dioperasikan sudah dilaksanakan pengecekan lebih awal (pre-flight check) dan dinyatakan laik terbang (safe to flight).
Berdasarkan data catatan perawatan terjadwal pesawat registrasi PK-LPK, Lion Air sudah melaksanakan pengendalian hama dan binatang berupa fumigasi pada 19 Oktober 2018 dan pest control pada 6 Februari 2019. Terkait soal penumpang yang melihat kalajengking di dalam kabin, hingga kini masih diselidiki.
"Masih dilakukan penyelidikan intens dan lebih lanjut," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro.
Petugas layanan darat (ground handling) dan teknisi segera menjalankan penanganan mendalam serta menyeluruh pada pesawat setelah penumpang maupun kargo selesai diturunkan. Namun, kalajengking tersebut tidak ditemukan.
"Dalam upaya memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan, hari ini pesawat menjalani penanganan tepat sasaran guna membasmi serangan binatang secara efektif serta mencegah terjadinya potensi lain yang dibawa oleh binatang," imbuhnya.
Masyarakat Desa Komodo Tolak Penutupan Taman Nasional Komodo
Wacana penutupan Taman Nasional (TN) Komodo di NTT terus jadi perdebatan. Kini, masyarakat di Desa Komodo yang angkat suara dan tegas menolak penutupan.
Tahukah kamu, Pulau Komodo di dalam Taman Nasional Komodo juga dihuni oleh manusia. Sekitar sebanyak 2.000-an orang, bermukim di Desa Komodo jauh sebelum pulaunya ditetapkan sebagai kawasan taman nasional.
Wacana penutupan TN Komodo awalnya diutarakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Setelah menjadi perdebatan dan keresahan wisatawan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) turun tangan.
Kabar terkini, sudah dibentuk tim terpadu untuk melihat kondisi Komodo di lapangan. Tim terpadu tersebut akan membuat laporan kembali pada Menteri KLHK Siti Nurbaya pada bulan Juli 2019 mendatang.
Meski begitu, rupanya wacana penutupan TN Komodo di Labuan Bajo, NTT tetap memanas. Masih muncul kekhawatiran dari masyarakat setempat, sebabnya kalau taman nasional ditutup maka pariwisata akan redup. Pendapatan masyarakat pun diyakini akan menurun drastis.
Masyarakat di Desa Komodo, Pulau Komodo mengambil langkah. Kamis (14/2/2019) kemarin, digelar musyawarah masyarakat Desa Komodo terkait wacana penutupan TN Komodo. Hasilnya satu suara, tegas menolak wacana tersebut.
"Kami semua satu suara menolak penutupan TN Komodo. Karena, kami masyarakat di sini sudah hidup dari pariwisata," kata Akbar Safar, salah satu tokoh masyarakat setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar