Senin, 17 Februari 2020

Presiden Jokowi Promosi Cliff Jumping Mandeh di Instagram

 Mandeh di Pesisir Selatan, Sumatera Barat tengah dipromosikan Kemenpar. Presiden Jokowi pun sempat mengunggah cliff jumping mandeh nan ekstrim di Instagramnya.

Pada 10 Oktober 2015 silam, Presiden Jokowi menetapkan Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan sebagai Kawasan Wisata Terpadu. Semenjak itu, akses dan infrastruktur di Mandeh pun dikebut untuk mendukung pariwisata.

Kini 4 tahun berselang sudah, Mandeh pun telah berkembang jadi salah satu tempat wisata di Sumatera Barat yang diperhitungkan wisatawan. Keindahannya pun kerap disebut sebagai Raja Ampat-nya Sumatera Barat.

Dalam unggahan Instagramnya Juma pagi (8/3/2019), Presiden Jokowi sempat mempromosikan keindahan Mandeh. Yakni lewat objek wisata ekstrem cliff jumping di Pulau Sironjong Kecil.

"Cliff jump hanya salah satu yang bisa dilakukan wisatawan di gugusan pulau-pulau Mandeh. Wisatawan juga bisa snorkling atau sekadar berkeliling dengan perahu nelayan menikmati panorama indah Mandeh," tulis Jokowi dalam Instagramnya.

Beberapa waktu lalu, detikTravel pun sempat berkunjung ke Mandeh dan melihat langsung objek wisata cliff jumping tersebut. Walau belum serapi sekarang, tapi adrenalin traveler benar-benar ditantang untuk melompat dari atas.

Diketahui, ada dua opsi melompat yang dapat dipilih oleh traveler. Yakni 5 dan 20 meter. Traveler yang belum berani disarankan untuk melompat dari titik pertama yang lebih pendek.

Cara pergi ke sana:

Untuk mencapainya, traveler harus terlebih dulu menyewa kapal nelayan dari Dermaga Lama Carocok. Harganya pun beragam tergantung jumlah peserta yang ikut. Mulai dari Rp 150 ribu perorang. Harga tersebut minimal kuota peserta trip sebanyak 10 orang.

Bagaimana, apakah traveler ingin dan bernyali untuk melakukan cliff jumping di Mandeh?

Urus Sampah di Jakarta, Bisa Belajar dari Taiwan

Soal pengelolaan sampah, Taiwan bisa dibilang juara. Dengan sistem yang unik, pengelolaan sampah di Taiwan bisa lebih efisien dan mengedepankan daur ulang.

Baru-baru ini detikTravel berkunjung ke Taiwan. Salah satu yang menarik untuk dicermati saat traveling ke negara itu adalah pengelolaan sampahnya yang terkenal punya sistem mumpuni dan unik.

Sistemnya dikenal sebagai sampah tidak menyentuh tanah. Kalau biasanya sampah rumah tangga harian dikumpulkan di spot tempat pembuangan sampah, kemudian tumpukannya diambil oleh petugas berwenang untuk dikumpulkan di truk, tidak begitu dengan Taiwan. Sampah rumah tangga yang sudah dikumpulkan warga langsung dibuang ke truk sampah.

Truk ini datang ke spot yang telah ditentukan. Ada lebih dari 4.000 titik yang akan didatangi truk pada jam-jam terjadwal sore hingga malam setiap hari, kecuali Rabu dan Minggu. Truk pertama berwarna kuning, kemudian ada truk lainnya yang berwarna putih.

"Biasanya ada 3 truk, yang pertama pembuangan sampah (yang tidak bisa didaur ulang). Truk 2, 3 itu dibagi, yang kedua itu recycle misalnya botol plastik, kertas, botol gelas. Yang ketiga sampah untuk makanan-makanan yang bisa busuk, kulit-kulit buah," jelas Jeffrey, pemandu wisata yang menemani selama perjalanan di Taiwan.

Berhubung setiap truk menerima jenis sampah berbeda, maka warga pun harus sudah memilah terlebih dahulu sebelum membuangnya ke truk. Ada sejumlah kategori sampah, secara garis besar dibagi berdasarkan sampah yang bisa dan tidak bisa didaur ulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar