Selasa, 02 Februari 2021

Strategi Gila Jadi Kunci Pertumbuhan Pesat Poco di Indonesia

 Umur Poco di Indonesia memang belum genap tiga tahun, namun pertumbuhannya pada 2020 bisa dibilang sangat pesat.

Produk terbarunya di Indonesia adalah Poco M3, yang mereka sebut sebagai 'The New Entry Level Killer', alias 'pembunuh' ponsel kelas entry level. Dengan spesifikasi dan harga yang ditawarkan, rasanya itu bukanlah sebuah klaim kosong.


"Dalam waktu 2,5 tahun Poco menjadi brand smartphone baru yang menjanjikan," ujar Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia saat meluncurkan Poco M3 beberapa waktu lalu.


Sebagai saudaranya Xiaomi, yang notabene adalah brand yang punya produk dengan harga miring dibanding rivalnya, tentu Poco harus punya sesuatu yang beda untuk bisa menggaet konsumen.


Strategi ini tak cuma menawarkan harga yang miring, namun juga menawarkan ponsel dengan fitur-fitur yang dibutuhkan saja. Alhasil harganya pun bisa lebih murah lagi.


Filosofi produk Poco cukup berbeda, menawarkan semua yang Anda butuhkan dan bukan yang tidak. Hal itu karena fokus dan pengalaman murni yang memungkin kami menawarkan performa tak terkalahkan dengan harga yang gila," tambah Alvin.


Hal inilah yang membuat Poco, menurut Alvin, bisa menyandang status sebagai brand killer yang bisa mendisrupsi pasar ponsel. Alias brand yang bisa menawarkan produk-produk yang lebih murah dibanding pesaing sekelas, atau bahkan lebih tinggi.


Alvin pun berani menyebut bahwa Poco adalah brand ponsel dengan pertumbuhan paling cepat di Indonesia.


Strategi ini bisa diterapkan Poco karena mereka diberikan 'kebebasan' oleh Xiaomi. Yaitu tak terikat dengan target finansial dari induknya, yang diungkap Alvin ketika merilis Poco X3 NFC beberapa bulan lalu.


"Yang mau dilakukan oleh Poco adalah, dengan dukungan Xiaomi, punya kebebasan untuk mempromosikan hal berbeda. Poco juga tak harus memenuhi target finansial, jadi Poco akan selalu disruptif," ujarnya kala itu.


Saat pertama masuk ke Indonesia, Poco saat itu merilis Poco F1 yang disebut sebagai flagship killer. Kini mereka punya 'killer' untuk setiap kelas. Yaitu Poco F2 Pro untuk kelas flagship, Poco X3 NFC untuk midrange, dan Poco M3 untuk kelas entry level.

https://tendabiru21.net/movies/cold-war-3/


Sosok Genius Pendiri Signal dan Pelindung WhatsApp


Di balik layanan messaging Signal yang sekarang naik daun semenjak kontroversi WhatsApp, ada sosok genius yang mendirikannya. Namanya Matthew Rosenfeld atau lebih dikenal sebagai Moxie Marlinspike.

Marlinspike ini, dengan perusahaannya yang bernama Open Whisper, menciptakan teknologi penyandian yang dikenal dengan nama Signal Protocol. Tak hanya dipakai oleh Signal, Signal Protocol digunakan pula oleh WhatsApp sampai Skype untuk melindungi pesan penggunanya.


Lahir di Georgia, Amerika Serikat tahun 1980, Marlinspike pindah ke San Francisco tahun 1990-an ketika masih remaja. Di pusat teknologi AS itu, kepandaian Marlinspike membuatnya diterima bekerja di beberapa perusahaan teknologi termasuk BEA Systems Inc.


Tahun 2010, ia mendirikan perusahaan keamanan mobile Open Whispers dan menjadi Chief Technology Officer. Open Whispers diakuisisi Twitter tahun 2011 dan Marlinspike pun didapuk sebagai kepala keamanan siber di situs mikroblogging tersebut.


Dua tahun berlalu, Marlinspike memutuskan resign dari Twitter, ia mendirikan Open Whisper System. Bersama co founder Trevor Perrin mereka mengembangkan sistem keamanan Signal Protocol. Kemudian tahun 2015, mereka melahirkan Signal.


WhatsApp yang ingin menerapkan penyandian atau enkripsi end to end memilih memakai Signal Protocol yang dibenamkan pada layanan mereka di tahun 2014. Kemitraan itu diperkuat dua tahun kemudian, di mana WhatsApp dan Open Whisper System mengumumkan bahwa seluruh bentuk komunikasi di WhatsApp memakai teknologi tersebut.


Dengan demikian, Signal dan WhatsApp sebenarnya memakai teknologi penyandian yang sama dan tingkat keamanan pesannya sebanding, di mana yang dapat membaca hanya pengirim dan penerima pesan.


Signal semakin menarik perhatian, apalagi kemudian salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton, bergabung pada tahun 2018. Bersama Marlinspike, Brian mendirikan Signal Foundation.

https://tendabiru21.net/movies/cold-war-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar