Sabtu, 01 Februari 2020

Semangat Asia-Afrika dari Bandung Dibawa ke Jakarta Lewat CFD

Momen Konferensi Asia-Afrika selalu dikenang dunia, di antaranya karena Indonesia mampu menjadi tuan rumah untuk pertemuan yang diikuti perwakilan dari 29 negara, pada 1955 di Bandung, Jawa Barat.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung mengatakan semangat persatuan yang dikumandangkan di Bandung saat itu, akan menjadi inspirasi untuk pelaksanaan Car Free Day Jakarta yang mengangkat tema Pesona Jawa Barat.

"Tahun 1955 adalah momen bersejarah buat Indonesia dan dunia. Karena saat itu negara-negara Asia dan Afrika yang antikolonialisme berkumpul. Konferensi ini melambangkan persatuan dan persabahatan antarbangsa," kata Adella dalam keterangan tertulis, Rabu (24/4/2019).

"Bandung, Jawa Barat, juga bangsa Indonesia harus bangga menjadi tuan rumah bersejarah itu," sambungnya.

Ia menjelaskan semangat mengedepankan persatuan inilah yang akan menjadi inspirasi untuk pelaksanaan Car Free Day Jakarta, pada Minggu (28/4/2019) mendatang, di Park and Ride Thamrin, tepatnya samping Hotel Sari Pacific Thamrin.

"Inspirasi yang akan kita berikan adalah kita semua bersaudara. Kita semua sama. Kebersamaan ini yang akan membuat kita kuat. Kebersamaan itu juga yang dilakukan tahun 1955. Saat negara-negara Asia dan Afrika menentang kolonialisme," paparnya.

Betapa penting dan bermaknanya pristiwa bersejarah 1955 itu bahkan diabadikan menjadi sebuah museum, yaitu Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung.

Senada dengan Adella, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani mengatakan Konferensi Asia Afrika telah menjadi bagian sejarah dunia.

"Konferensi Asia Afrika menjadi wisata sejarah di Jawa Barat. Makanya setiap tahun selalu ada refleksi dari peristiwa itu. Kementerian Pariwisata mencoba mengingatkan peristiwa sejarah tersebut lewat Car Free Day," ujar Rizki.

Di sisi lain, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Car Free Day memberikan ruang dalam memperkenalkan kembali Konferensi Asia Afrika yang sarat sejarah.

"Konferensi Asia Afrika menjadi bagian sejarah perjalanan dunia, khususnya perjalanan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Dan momen Car Free Day akan mengingatkan hal itu, agar kaum muda tidak lupa dengan sejarah yang membuat bangga bangsa Indonesia. Karena saat itu Indonesia menjadi yang terdepan untuk melawan kolonialisme," kata Arief.

Menpar Meet Up! Millennials di Transmedia

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengajak kaum milenial untuk memanfaatkan keunggulan pariwisata di era revolusi industri 4.0 atau Tourism 4.0 untuk memenangkan persaingan sektor pariwisata di pasar global. Hal itu disampaikannya saat melakukan Media Visit Transmedia di Gedung Trans TV, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2019).

Sebagai keynote speech dalam CNN Indonesia Meet UP!, Arief menjelaskan mengenai perkembangan pariwisata Indonesia di tengah kemajuan teknologi informasi serta memberikan inspirasi kepada generasi milenial untuk turut serta membantu program pemerintah melalui media sosial.

"Saat ini perilaku wisatawan sudah sangat digital. Selain itu juga semakin dominannya millennials travellers. Sekitar 70% travellers melakukan 'search dan share' melalui platform digital dan lebih dari 50% inbound travellers kita adalah kaum milenial," kata Arief di hadapan ratusan mahasiswa dari beberapa Universitas di Jakarta.

Arief menjelaskan, transformasi Tourism 4.0 itu cukup berat. Tetapi bagi Kemenpar, proses digitalisasi sudah dilakukan sejak 4 tahun silam, ketika Arief Yahya melakukan evolusi dipercepat. Dari tradisi analog dan konvensional menjadi penggunaan digital di semua lini.

"Tourism 4.0 lahir seiring dengan mulai tersedianya big data perilaku travellers yang mampu dikumpulkan via apps dan sensor yang kemudian diolah untuk menciptakan seamless dan personalized travelling experience," sebut Arief.

Seamless dan personalized experience itu, lanjut Menpar, bisa diwujudkan karena adanya peran teknologi-teknologi Revolusi Industri Keempat (4.0). Yaitu antara lain artificial intelligence, internet of things (IoT), big data analytics, robotics, augmented reality, cloud computing, blockchain, dan sebagainya. Inilah berbagai teknologi yang kini sering disebut sebagai Teknologi 4.0.

"Target Presiden Jokowi 20 juta tahun 2019 itu sama dengan double, dari start awal 9,3 juta di 2014. Untuk mendapatkan hasil yang luar biasa, hanya bisa ditempuh dengan cara yang tidak biasa! Dan cara yang tidak biasa itu adalah digital," ungkap Arief.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar