Senin, 15 Februari 2021

Lab Wuhan Diduga Ajukan Paten Pembiakan Kelelawar Sebelum COVID-19 Merebak

 Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus Corona COVID-19 'sangat tidak mungkin' berasal dari laboratorium di Wuhan, China, Wuhan Institute of Virology (WIV). Beberapa kemungkinan lain percaya termasuk menyebarnya COVID-19 melalui makanan beku impor masih terus dipelajari.

Namun, WIV ini diduga telah mengajukan hak paten terkait sistem 'kandang pemeliharaan kelelawar' dan 'pembiakan buatan', sekitar 12 bulan sebelum COVID-19 muncul untuk pertama kalinya.


Dikutip dari laman Daily Mail, WIV telah mendaftarkan permohonan paten untuk 'kandang pemeliharaan kelelawar' tersebut pada Juni 2018 lalu. Kandang itu disebut bisa membuat kelelawar tumbuh dan berkembang biak secara buatan. Izin paten tersebut pun diberikan pada Januari 2019, tepat sebelum kasus COVID-19 pertama dilaporkan.


Selain itu, WIV juga mendaftarkan permohonan paten lainnya terkait 'metode pembiakan buatan kelelawar liar' pada 16 Oktober 2020. Dalam paten tersebut, terdapat pembahasan terkait penularan SARS-Cov lintas spesies dari kelelawar ke manusia maupun hewan lainnya.


"Kelelawar yang terinfeksi virus secara alami atau buatan tidak memiliki gejala klinis yang jelas, dan mekanismenya tidak diketahui," tulis laporan tersebut yang dikutip dari Daily Mail, Senin (15/2/2021).


Pada April 2020 lalu, WIV membantah tuduhan yang mengatakan laboratorium Wuhan ini mengembang biakkan kelelawar hidup. Hal ini juga dipertegas dengan jawaban dari ahli zoologi dari Inggris sekaligus tim investigasi WHO Peter Daszak yang mengklaim bahwa lembaga penelitian negara tersebut tidak menyimpan kelelawar.


"Setelah pengambilan sampling, semua kelelawar dilepas kembali ke gua. Ia adalah langkah konservasi dan jauh lebih aman daripada membunuhnya atau menyimpannya di laboratorium," kata Daszak.


Daszak juga kembali mengulangi klaimnya terkait kelelawar pada Desember lalu. Ia mengatakan tidak ada bukti adanya kelelawar hidup ataupun mati di laboratorium tersebut.


Pada kesempatan berbeda, seorang konsultan intelijen open-source Charles Small yang telah mempelajari asal-usul COVID-19 dan menemukan paten tersebut mengatakan WIV membiakkan kelelawar untuk kebutuhan penelitian eksperimen.


"WIV menggambarkan penangkapan kelelawar liar di gua-gua gunung dan membiakkannya di kandang yang telah dipatenkan untuk digunakan sebagai model hewan di eksperimen scientific. Mereka menyebut telah menginfeksi kelelawar dengan virus secara artifisial," jelas Small.


Metode penanganan kelelawar yang dipatenkan WIV ini diketahui membawa virus Corona SARS, setiap hari pada waktu makan dan berisiko membuat virus Corona meluap.

https://cinemamovie28.com/movies/maximum-ride/


Guinea Tetapkan Status Epidemi Ebola Usai Catatan Kasus Meninggal Bertambah


Guinea menetapkan status epidemi Ebola usai laporan kasus kematian meningkat. Sejauh ini, menurut pakar WHO di Afrika sudah ada empat kasus yang meninggal.

"Merupakan keprihatinan yang sangat besar untuk melihat kebangkitan kembali Ebola di Guinea, sebuah negara yang telah sangat menderita karena penyakit tersebut," jelas Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, seperti dikutip dalam sebuah pernyataan.


Para pasien yang sakit karena Ebola dilaporkan mengeluhkan diare, muntah, hingga pendarahan usai menghadiri pemakaman di Goueke. Mereka yang masih mengeluhkan gejala sedang dalam perawatan insentif dan diisolasi sementara.


"Menghadapi situasi ini dan sesuai dengan peraturan kesehatan internasional, pemerintah Guinea mengumumkan epidemi Ebola," kata Kementerian Kesehatan setempat, dikutip dari Reuters.


Pasien Ebola pertama yang meninggal dimakamkan pada 1 Februari adalah seorang perawat di pusat kesehatan setempat. Wabah Ebola sudah menyerang Afrika Barat sejak tahun 2013-2016 di Nzerekore, wilayah itu juga terus berupaya mengatasi penyebaran Ebola yang setidaknya sudah membunuh lebih dari 11 ribu orang.


Sebagian besar kasus ditemukan di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Guinea juga masih harus melawan wabah COVID-19, sejauh ini ada 14.895 kasus COVID-19 yang ditemukan dan 84 kematian dicatat.


Tak seperti COVID-19, Ebola tak bisa ditularkan oleh mereka yang terinfeksi tanpa gejala. Namun, Ebola bisa menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh dan memiliki angka kematian yang jauh lebih tinggi dari COVID-19.


Kementerian mengatakan petugas kesehatan sedang mencoba untuk melacak dan mengisolasi kontak kasus Ebola dan akan membuka pusat perawatan di Goueke, yang berjarak kurang dari satu jam berkendara dari Nzerekore.


Pihak berwenang juga telah meminta vaksin Ebola kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin baru telah sangat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dalam beberapa tahun terakhir.

https://cinemamovie28.com/movies/jane-got-a-gun/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar