Senin, 08 Februari 2021

Ultah ke-17, Facebook Jadi Kerajaan Besar Mark Zuckerberg

 Pada 4 Februari 2004 atau 17 tahun silam, Facebook diluncurkan oleh Mark Zuckerberg di kamar asramanya di Universitas Harvard. Kini, Facebook bersama layanan lainnya terutama Instagram dan WhatsApp, telah menjadi kerajaan besar yang dikendalikan oleh Zuck.

Facebook didirikan sebenarnya tak hanya oleh Zuck tapi bersama para rekannya yaitu Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Namun semua pendiri itu sudah resign dari Facebook dan tinggal Zuckerberg seorang diri memimpin Facebook.


"17 tahun silam, mahasiswa pertama mendaftar Facebook dan mulai terkoneksi dengan teman-temannya. Ini merupakan perjalanan yang liar sejak itu dan saya ingin berterima kasih pada Anda semua telah menjadi bagian dari komunitas ini," tulis Zuck di Facebook.


"Saya bangga dengan apa yang kami capai bersama-sama dalam 17 tahun terakhir, tapi saya lebih optimistis lagi tentang tahun-tahun mendatang," tambah dia.


Facebook awalnya ditujukan untuk menjadi media sosial para mahasiswa. Tak disangka, jejaring sosial ini kemudian meraksasa hingga saat ini belum ada yang mampu mengalahkannya. Medsos yang lebih dulu jaya seperti Friendster dan MySpace pun mereka libas.


Zuck jelas pantas optimistis karena belum ada tanda-tanda popularitas Facebook dan anak perusahaannya menurun walau dilanda beberapa kontroversi. Pada kuartal 4 2020, jumlah pengguna Facebook tembus 2,8 miliar.


Berlanjut ke WhatsApp, penggunanya ada di kisaran 2 miliar. Facebook Messenger pemakainya tembus 1,3 miliar. Sedangkan Instagram digandrungi oleh 1 miliar penggunanya.


Mark Zuckerberg pun diprediksi masih akan lama mengendalikan kerajaan media sosial itu, mengingat usianya saat ini yang baru menginjak 36 tahun. Berkat kesuksesannya di Facebook, Zuck konsisten berada di daftar atas orang terkaya di dunia. Diestimasi saat ini, hartanya di kisaran USD 97 miliar.

https://tendabiru21.net/movies/the-host-2/


China Tak Izinkan Anak Bawa Ponsel ke Sekolah


Kementerian Pendidikan China telah memberikan keputusan untuk melarang anak-anak menggunakan ponsel ke sekolah tanpa adanya persetujuan tertulis dari orangtua.

Hal ini bertujuan untuk melindungi kesehatan mata, meningkatkan konsentrasi dan mencegah mereka kecanduan dengan internet. Sekolah pun diminta untuk mencari cara untuk orangtua tetap dapat berkomunikasi dengan anak-anaknya selama hari sekolah.


Dilansir detiKINET dari BBC, Sabtu (6/2/2021) menurut laporan dari salah satu surat kabar negara China Daily keputusan ini telah memicu perdebatan sengit antara para orangtua mengenai keputusan tersebut yang dinilai tidak efektif.


Menurut data dari Pusat Informasi Jaringan Internet China yang berafiliasi dengan pemerintah sebagian besar anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun di China telah mengakses internet melalui ponsel mereka sendiri sebesar 74%.


Lalu terjadi peningkatan akan penyakit mata rabun jauh pada anak-anak di China pada tahun 2018. Pemerintah pun menyalahkan industri game yang dinilai menjadi faktor utama akan masalah tersebut.


Pemerintah China juga menyebutkan kekhawatiran akan kecanduan game dapat merusak kesehatan mental. Mereka pun berencana untuk mengatur peraturan industri game.


Banyak sekolah di China sudah membatasi penggunaan ponsel di tempat mereka. Dalam beberapa kasus ekstrem, ponsel telah dihancurkan di depan siswa yang melanggar aturan.


Topik pelarangan telah menjadi berita utama di China dan di media sosial di mana ribuan orang membahasnya di situs media sosial Weibo.


Mereka memberikan suara dalam jajak pendapat yang sebagian besar mengatakan tidak perlu aturan baru karena larangan yang meluas selama jam sekolah.

https://tendabiru21.net/movies/the-child-remains/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar