Minggu, 02 Februari 2020

GenPI Luwu Utara Buka Wisata Kuliner Tradisional di Pasar Sirenden

 Keluarga Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sulawesi Selatan kembali bertambah dengan resminya deklarasi GenPI Luwu Utara. Di saat bersamaan destinasi digital Pasar Sirenden juga diluncurkan.

Menteri Pariwisata mengaku senang dengan aktifnya GenPI Sulsel yang menghadirkan GenPI Luwu Utara dan Pasar Sirenden.

"GenPI saya harapkan bisa terus semangat mempromosikan pariwisata Indonesia. Selain itu GenPI harus tetap aktif saat offline. Dan yang paling penting, GenPI harus terus berinovasi. Dan destinasi digital yang dibangun harus sustain," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (22/4/2019).

Deklarasi GenPI Luwu Utara dilakukan di Desa Pincara, Kecamatan Masamba, Minggu (21/4/2019). Tempat tersebut juga salah satu objek wisata air panas yang ada di Luwu Utara. GenPI Luwu Utara dipimpin Tita Kamila, Puteri Pariwisata Sulawesi Selatan 2017.

Menurut Ketua GenPI Sulawesi Selatan Rusdhy Karim, Pasar Sirenden tersebut merupakan gebrakan awal yang dilakukan oleh GenPI Luwu Utara.

"Pasar Sirenden sudah resmi meluncur. Peluncurannya dilakukan bersamaan dengan deklarasi GenPI Luwu Utara. Kita sangat berharap GenPI Luwu Utara dan Pasar Sirenden bisa terus eksis," kata Rusdhy.

Dijelaskannya, deklarasi GenPI dan peluncuran destinasi digital Pasar Sirenden merupakan atas dukungan pemerintah, yakni Bupati Luwu Utara. Begitu juga dengan pihak terkait seperti dinas pariwisata beserta jajaran, serta Kapolres Luwu Utara, dan beberapa sponsor yang tidak terikat.

"Bahkan, acara dipimpin Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, yang ditandai dengan pemukulan talengko," ungkap Rusdhy.

Hadir dalam kegiatan tersebut yaitu Kepala Dinas Pariwisata Luwu Utara Jumail Mappile, Ketua PKK Luwu Utara Enny Abadi, dan beberapa tamu undangan lainnya.

"Pasar Sirenden merupakan wadah untuk menghadirkan kembali makanan atau jajanan. Serta, permainan tradisional yang sudah jarang ditemukan. Lapak pada Pasar Sirenden ini diisi oleh masyarakat lokal Pincara, dan sebagian lapak dikelola oleh GenPI sendiri. Pasar Sirenden hadir setiap dua minggu sekali," tambahnya.

Hal yang paling berbeda dari pasar tersebut yaitu transaksi jual beli yang dilakukan dengan uang khusus. Untuk pengunjung yang ingin berbelanja, diharuskan menukar uang terlebih dahulu pada lapak patuka' doi' yang dikelola oleh GenPI.

"Pasar Sirenden menjual beberapa makanan tradisional seperti Balole, Burasa, Sinole', Tarajju' dan masih banyak jajanan tradisional lainnya. Selain makanan, panitia juga menghadirkan lomba permainan tradisional seperti Bakiak, Lejja, Enggrang, Bala'du', menyanyi solo lagu daerah yang diikuti oleh siswa siswi tingkat SMP, SMA dan tingkat SKPD Luwu Utara," tuturnya.

Hari Bumi Bukan Sekadar Ucapan Selamat

Tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi. Peringatan Hari Bumi harusnya bukan sekadar ucapan selamat saja, tapi jadi momentum untuk lebih mencintai alam.

Setiap tahunnya, tanggal 22 April memiliki arti khusus bagi para traveler pecinta lingkungan. Alasannya, karena tanggal ini diperingati sebagai Hari Bumi.

Dihimpun detikcom dari beberapa sumber, Senin (22/4/2019) sejarahnya peringatan Hari Bumi pertama kali berlangsung pada 22 April 1970. Sekitar 20 juta warga Amerika Serikat turun ke jalan untuk memprotes pemerintah mereka menuntut lingkungan hidup yang lebih sehat dan berkesinambungan.

Sebelumnya di tahun 1969, terjadi peristiwa tumpahan minyak yang sangat parah di Santa Barbara, California, AS. Berkat protes besar-besaran itu, akhirnya Kongres Amerika Serikat membuat undang-undang terkait perlindungan lingkungan dan melahirkan sebuah badan baru bernama United States Environmental Protection Agency.

Kini, peringatan Hari Bumi telah menjadi sebuah gerakan global yang massif dan terstuktur untuk mengajak orang-orang agar lebih mencintai Bumi. Mengingat Bumi adalah satu-satunya planet dimana manusia bisa tinggal.

Bumi adalah rumah, dan masa depan bagi anak cucu kita semua. Sudah sepatutnya kita memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus kita. Bukan malah sebaliknya.

Di tahun 2019 ini, Earth Day Network memilih tema 'Protect Our Species' sebagai kampanye utama mereka. Tujuan utama dari kampanye ini tentu saja untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang meningkatnya laju kepunahan jutaan spesies hewan di bumi.

Kampanye ini juga bertujuan untuk merealisasikan sebuah kebijakan yang melindungi spesies yang terancam punah, serta menciptakan gerakan global untuk lebih mencintai alam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Karena Hari Bumi bukanlah hanya sekadar ucapan selamat yang manis saja, tetapi harus diikuti dengan aksi nyata yang bermanfaat bagi lingkungan. Mulailah dari diri sendiri karena kalau bukan kita, lalu siapa lagi? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar