Minggu, 02 Februari 2020

Hari Bumi Bukan Sekadar Ucapan Selamat

Tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi. Peringatan Hari Bumi harusnya bukan sekadar ucapan selamat saja, tapi jadi momentum untuk lebih mencintai alam.

Setiap tahunnya, tanggal 22 April memiliki arti khusus bagi para traveler pecinta lingkungan. Alasannya, karena tanggal ini diperingati sebagai Hari Bumi.

Dihimpun detikcom dari beberapa sumber, Senin (22/4/2019) sejarahnya peringatan Hari Bumi pertama kali berlangsung pada 22 April 1970. Sekitar 20 juta warga Amerika Serikat turun ke jalan untuk memprotes pemerintah mereka menuntut lingkungan hidup yang lebih sehat dan berkesinambungan.

Sebelumnya di tahun 1969, terjadi peristiwa tumpahan minyak yang sangat parah di Santa Barbara, California, AS. Berkat protes besar-besaran itu, akhirnya Kongres Amerika Serikat membuat undang-undang terkait perlindungan lingkungan dan melahirkan sebuah badan baru bernama United States Environmental Protection Agency.

Kini, peringatan Hari Bumi telah menjadi sebuah gerakan global yang massif dan terstuktur untuk mengajak orang-orang agar lebih mencintai Bumi. Mengingat Bumi adalah satu-satunya planet dimana manusia bisa tinggal.

Bumi adalah rumah, dan masa depan bagi anak cucu kita semua. Sudah sepatutnya kita memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus kita. Bukan malah sebaliknya.

Di tahun 2019 ini, Earth Day Network memilih tema 'Protect Our Species' sebagai kampanye utama mereka. Tujuan utama dari kampanye ini tentu saja untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang meningkatnya laju kepunahan jutaan spesies hewan di bumi.

Kampanye ini juga bertujuan untuk merealisasikan sebuah kebijakan yang melindungi spesies yang terancam punah, serta menciptakan gerakan global untuk lebih mencintai alam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Karena Hari Bumi bukanlah hanya sekadar ucapan selamat yang manis saja, tetapi harus diikuti dengan aksi nyata yang bermanfaat bagi lingkungan. Mulailah dari diri sendiri karena kalau bukan kita, lalu siapa lagi? 

Hari Bumi, Mari Lebih Peduli Kepada Rumah Kita Ini

Peringatan Hari Bumi jadi trending di media sosial. Sejatinya, tak hanya ucapan semata tapi sungguh harus jadi kebiasaan sehari-hari untuk menjaga Bumi.

Setiap tanggal 22 April, diperingati sebagai Earth Day alias Hari Bumi sedunia. Di hari inilah, berbagai peringatan dan gerakan digelar untuk makin mencintai Bumi dan melawan berbagai masalah lingkungan. Sebut saja seperti pemanasan global, pencemaran sampah dan lain sebagainya.

National Oceanic and Atmospheric Administration, badan pemerhati lingkungan dari Amerika Serikat mencatat, selama 42 tahun Bumi tercatat mengalami suhu global di atas rata-rata. Bahasa lebih mudahnya, Bumi terasa makin panas yang padahal seharusnya tidak sepanas itu.

Penyebabnya, apalagi kalau bukan peningkatan jumlah bahan bakar fosil seperti minyak, batu bara, dan gas yang menjadi karbon dioksida dan gas lainnya. Lalu terjadilah, pemanasan global.

Pemanasan global dapat memusnahkan Bumi. Satu contoh saja, pemanasan global membuat es di bagian kutub lebih cepat mencair. USA Today menulis pemanasan global telah menyebabkan lebih dari 3 triliun ton es mencair dari Antartika dalam seperempat abad terakhir.

Oh memang, terlalu kompleks rasanya permasalahan lingkungan Bumi ini. Tiap pemerintah negara pun harus turun tangan, karena kepedulian akan lingkungan merupakan masalah serius.

Lantas bagi kita, hanya seorang rakyat jelata lantas bisa apa?

Di Hari Bumi ini, berbagai akun Instagram memposting hal-hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa ambil bagian, mulai dari yang kecil mulai hari ini.

Dilihat detikcom, Senin (22/4/2019) 2 juta postingan dengan hashtag earthday menggema. Akun Instagram @zerowastebali misalnya, me-repost 10 cara untuk menjaga lingkungan Bumi seperti di antaranya menanam pohon, mematikan lampu dan stop membeli botol plastik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar