Turis wanita ini mendapat pengalaman yang tak biasa. Main-main ke Ubud, Bali roknya diintip monyet. Walah!
Itu terlihat dari postingan video Instagram @thegreatplanet seperti dilihat detikcom, Senin (15/4/2019). Turis wanita yang roknya diintip monyet itu diketahui punya akun Instagram @lishanaraj.
Dalam postingan videonya, turis wanita tersebut sedang duduk dan memangku monyet. Sejurus kemudian monyet itu membuka roknya, lalu mengintip dan memasukan kepalanya.
"Can you help me, aaaaaa," teriak turis wanitanya yang langsung berdiri sambil tertawa.
Walaupun turis wanitanya sudah berdiri, si monyet tetap mendekatinya dan menarik-narik roknya. Lagi-lagi dia berteriak kepanikan.
"Give him banana," katanya.
Meski tidak diketahui di mana lokasi persisnya, bisa jadi turis wanita itu sedang berada di Monkey Forest, Ubud. Memang, ada banyak monyet di sana yang suka berinteraksi dengan manusia.
Monyet-monyetnya pun suka iseng, seperti mencuri barang, makanan hingga mencari perhatian. Meski begitu tenang saja, ada pihak penjaga yang akan membantu turis. Tetapi, harus tetap hati-hati ya!
Sisi Kelam Bunga Sakura Jepang
Bunga sakura yang bermekaran memang indah. Tapi ada sisi kelam di balik musim Cherry Blossom yang banyak diburu turis ini. Apa saja?
Musim berseminya bunga sakura di Jepang sering dimanfaatkan warga lokal maupun wisatawan buat piknik alias hanami. Di balik keindahannya, rupanya tersembunyi sisi kelam mekarnya bunga sakura yang jarang diketahui orang.
Dikumpulkan detikcom dari beberapa sumber, Senin (15/4/2019), berikut beberapa sisi buruk saat bunga sakura mekar:
1. Terlalu ramai orang
Musim bunga sakura mekar memicu banyak wisatawan untuk datang liburan ke Jepang. Akibatnya apa? Banyak destinasi untuk melihat Sakura Blossom, seperti Ueno Park yang dipadati turis.
Banyaknya wisatawan yang ingin melihat bunga sakura mekar membuat suasana jadi kurang nyaman. Semakin padat orang tentu membuat sumpek dan jadi tidak bisa menikmati keindahan sakura secara leluasa.
2. Hotel penuh dan harganya mahal
Banyaknya wisatawan yang datang untuk melihat bunga sakura mekar berarti permintaan hotel atau tempat menginap tinggi juga. Sesuai hukum ekonomi, tingginya permintaan tentu membuat harga hotel akan jadi naik juga.
Sementara jumlah wisatawan membeludak, tidak diimbangi dengan ketersediaan jumlah kamar yang memadai sehingga seringkali wisatawan kesulitan untuk mencari hotel. Tentunya harus pesan jauh-jauh hari, dengan harga yang tidak murah pula.
3. Bisa sebabkan alergi
Ternyata bagi sebagian orang yang sensitif, bunga sakura bisa menyebabkan alergi. Tepatnya, bagian serbuk sari bunga sakura yang terbawa angin bisa mengganggu saluran pernafasan.
Beberapa orang dilaporakan mengalami gatal-gatal pada mata, sampai hidung meler gara-gara alergi pollen sakura. Jangan heran kalau musim bunga sakura, banyak warga Jepang yang malah memakai masker. Itu sebagai salah satu cara untuk menghindari alergi.
4. Jadi simbol perang
Selama Perang Dunia Kedua, bunga sakura rupanya menjadi simbol kebanggaan bagi tentara-tentara Jepang. Pilot-pilot kamikaze (pasukan bunuh diri) bahkan mengecat kelopak bunga sakura di pesawat mereka atau di tank-tank perang.
Mereka juga membangun pesawat tempur yang dinamai 'Ohka' atau Cherry Blossom. Warga Jepang percaya arwah tentara yang gugur di perang akan bereinkarnasi sebagai bunga sakura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar