Rabu, 05 Februari 2020

Harga Tiket Pesawat Naik 110%, Kunjungan Wisatawan Turun 30%

Dampak tiket pesawat yang masih terbilang mahal mulai terasa. Kunjungan wisatawan menurun cukup tajam, yakni 30%.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mengatasi masalah ini. Harapannya tentu akan adanya penurunan harga tiket pesawat rute domestik.

"Jadi penurunan rata, 20-40 persen. Kalau di average 30 persenlah. Itu penurunan ke destinasi-destinasi yang sedang naik daun. Apalagi yang naiknya lebih dari 100 persen seperti ke Sumba. Bisa dicek nanti," kata Arief di sela-sela sebuah diskusi di Jakarta, Senin (15/4/2019).

"Nanti Menhub Budi akan membuat peraturan baru yang membuat para pengusaha airline bisa menurunkan harganya," imbuh dia.

Kata Arief kenaikan tiket pesawat ini terbilang amat tinggi. Bayangkan, kenaikannya mencapai 110 persen dari harga semula menjadi 210 persen.

"Itu kenaikannya lebih dari 100 persen bahkan 110 persen dari harga lama. Kalau kita anggap 100 persen ke Sumba itu 210 persen," kata dia.

"Jadi 2 kali lipat lebih," imbuh Arief.

Arief mengatakan tak mengapa bila harga tiket pesawat mengalami kenaikan. Namun, kata dia, kenaikan tersebut haruslah bertahap dan sebelumnya harus kembali ke harga normal terlebih dulu.

"Jadi kita mengharapkan, dari industri pariwisata secepat mungkin harga tiket itu kembali ke normal yang dulu. Ke normal yang dulu lebih gampang," ucap Arief.

"Setelah itu naik boleh nggak? Boleh, tapi bertahap," kata dia.

Main ke Ubud, Rok Wanita Ini Diintip Monyet

Turis wanita ini mendapat pengalaman yang tak biasa. Main-main ke Ubud, Bali roknya diintip monyet. Walah!

Itu terlihat dari postingan video Instagram @thegreatplanet seperti dilihat detikcom, Senin (15/4/2019). Turis wanita yang roknya diintip monyet itu diketahui punya akun Instagram @lishanaraj.

Dalam postingan videonya, turis wanita tersebut sedang duduk dan memangku monyet. Sejurus kemudian monyet itu membuka roknya, lalu mengintip dan memasukan kepalanya.

"Can you help me, aaaaaa," teriak turis wanitanya yang langsung berdiri sambil tertawa.

Walaupun turis wanitanya sudah berdiri, si monyet tetap mendekatinya dan menarik-narik roknya. Lagi-lagi dia berteriak kepanikan.

"Give him banana," katanya.



Meski tidak diketahui di mana lokasi persisnya, bisa jadi turis wanita itu sedang berada di Monkey Forest, Ubud. Memang, ada banyak monyet di sana yang suka berinteraksi dengan manusia.

Monyet-monyetnya pun suka iseng, seperti mencuri barang, makanan hingga mencari perhatian. Meski begitu tenang saja, ada pihak penjaga yang akan membantu turis. Tetapi, harus tetap hati-hati ya!

Sisi Kelam Bunga Sakura Jepang

 Bunga sakura yang bermekaran memang indah. Tapi ada sisi kelam di balik musim Cherry Blossom yang banyak diburu turis ini. Apa saja?

Musim berseminya bunga sakura di Jepang sering dimanfaatkan warga lokal maupun wisatawan buat piknik alias hanami. Di balik keindahannya, rupanya tersembunyi sisi kelam mekarnya bunga sakura yang jarang diketahui orang.

Dikumpulkan detikcom dari beberapa sumber, Senin (15/4/2019), berikut beberapa sisi buruk saat bunga sakura mekar:

1. Terlalu ramai orang

Musim bunga sakura mekar memicu banyak wisatawan untuk datang liburan ke Jepang. Akibatnya apa? Banyak destinasi untuk melihat Sakura Blossom, seperti Ueno Park yang dipadati turis.

Banyaknya wisatawan yang ingin melihat bunga sakura mekar membuat suasana jadi kurang nyaman. Semakin padat orang tentu membuat sumpek dan jadi tidak bisa menikmati keindahan sakura secara leluasa.

2. Hotel penuh dan harganya mahal

Banyaknya wisatawan yang datang untuk melihat bunga sakura mekar berarti permintaan hotel atau tempat menginap tinggi juga. Sesuai hukum ekonomi, tingginya permintaan tentu membuat harga hotel akan jadi naik juga.

Sementara jumlah wisatawan membeludak, tidak diimbangi dengan ketersediaan jumlah kamar yang memadai sehingga seringkali wisatawan kesulitan untuk mencari hotel. Tentunya harus pesan jauh-jauh hari, dengan harga yang tidak murah pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar