Senin, 27 April 2020

13 Aturan WHO Saat Merawat Pasien Virus Corona di Rumah

Saat seseorang menunjukkan gejala virus corona COVID-19 dianjurkan untuk melakukan isolasi diri terlebih dahulu, selama 14 hari. Hal ini ditujukan untuk melihat apakah gejala tersebut terus berkembang atau malah membaik.
Namun, dalam merawat pasien dalam pengawasan (PDP) bahkan yang sudah terbukti positif di rumah itu tidak boleh sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, agar virus tidak semakin menyebar ke anggota keluarga lainnya.

Dalam hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis beberapa panduan yang harus dipatuhi si perawat, selama merawat pasien tersebut yang dikutip dari laman resmi WHO.

Tempatkan pasien di sebuah ruangan khusus yang mempunyai ventilasi yang baik. Misalnya dengan jendela terbuka.
Batasi pergerakan si pasien selama di rumah. Pastikan juga ruangan yang digunakan bersama, seperti dapur dan kamar mandi memiliki ventilasi yang bisa terbuka dengan baik.
Jaga jarak setidaknya satu meter dari pasien yang sakit. Bagi yang tidur bersama, untuk sementara waktu dianjurkan untuk terpisah dulu.
Batasi jumlah pengasuh dan pastikan keadaan kesehatannya baik. Idealnya cukup satu perawat selama merawat pasien. Pastikan kondisi perawat tidak memiliki penyakit kronis atau lainnya.
Jaga kebersihan. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah menggunakan toilet. Gunakan sabun dan air, tapi jika tidak terlalu kotor bisa dengan hand sanitizer.
Pasien diharuskan menggunakan masker. Diusahakan ganti setiap hari dan pastikan menutup hidung serta mulut dengan rapat. Jika menutup saat batuk dan bersin menggunakan sapu tangan atau sejenisnya, biasakan langsung dicuci dengan detergen dan air.

Perawat juga harus menggunakan masker medis yang menutupi hidung dan mulut dengan rapat, selama berada satu ruangan dengan pasien. Tidak boleh menyentuh masker dengan tangan, ganti jika basah atau kotor, dan cuci tangan saat memakai ataupun membuang masker.
Gunakan sarung tangan saat membersihkan cairan oral atau pernapasan pasien, misalnya urin, feses, dan lendir. Sarung tangan yang digunakan harus yang sekali pakai dan jangan lupa selalu cuci tangan sebelum serta sesudah melepasnya.
Gunakan peralatan khusus untuk pasien, seperti peralatan makan, gelas, handuk, seprai, dan sebagainya. Segera cuci peralatan tersebut dengan sabun dan air.
Bersihkan segala permukaan yang ada atau sering disentuh oleh pasien, misalnya gagang pintu atau permukaan meja. Gunakan lap bersih dan cairan disinfektan.
Buang limbah medis seperti masker dan sarung tangan yang sudah terpakai langsung ke tempat sampah yang ditutup rapat.
Pastikan pasien mengkonsumsi banyak cairan atau air dan juga makan makanan yang bergizi.
Segera hubungi fasilitas kesehatan yang menangani pasien COVID-19 jika gejala yang dialami pasien semakin memburuk. Salah satunya sesak atau kesulitan bernapas yang semakin parah.

Perbedaan Kondisi Pasien Virus Corona, Mulai dari Ringan Hingga Berat

Virus corona mulai muncul pertama kali di akhir Desember tahun lalu. Selang beberapa waktu berlalu, virus corona COVID-19 menyebar ke seluruh dunia dan dinyatakan sebagai pandemi global.
Meski tingkat kematian yang ditimbulkan cenderung lebih rendah, namun penyebarannya tidak bisa dihentikan. Bagi sebagian besar orang, penyakit COVID-19 menunjukkan gejala ringan namun tidak sedikit juga yang meninggal karenanya.

Pada tahap awal infeksi virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, kebanyakan tidak mengalami gejala pada masa inkubasi. Masa inkubasi antara infeksi dan gejala pertama muncul sangat beragam, namun rata-rata lima hari.

Berikut berbagai kondisi yang dialami pasien virus corona, mulai dari ringan hingga berat dikutip dari BBC.

1. Kondisi ringan
Kondisi ini banyak dialami oleh mereka yang terjangkit. Disebutkan 8 dari 10 orang yang terinfeksi COVID-19 menunjukkan gejala ringan seperti demam dan batuk.

Nyeri badan, sakit tenggorokan, dan sakit kepala juga bisa dialami. Umumnya, demam yang dirasakan adalah respon imun melawan infeksi. Imun telah menyerang virus dan memberi sinyal ke seluruh tubuh bahwa ada sesuatu yang salah dengan melepaskan sitokin.

Ini akan menguatkan sistem kekebalan tubuh, tetapi juga menyebabkan tubuh sakit dan demam. Batuk yang dialami oleh pasien COVID-19 cenderung batuk kerung dan disebabkan iritasi sel ketika terinfeksi virus.

Pada tahap ini, kebanyakan pasien tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit. Kondisi ini akan berlangsung sekitar satu minggu, titik di mana sebagian besar tubuh pulih karena sistem kekebalan tubuh telah memerangi virus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar