Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) menggelar kegiatan Gelar Pasar Murah (GPM) di Pasar Mitra Tani seluruh Indonesia. GPM dibuat untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau.
Kepala BKP Agung Hendriadi mengatakan, GPM dilaksakan di Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) secara berkelanjutan hingga mendekati Hari Raya Idul Fitri. Ia menerangkan, GPM dilakukan dengan tetap menerapkan SOP physical distancing.
"Hari ini kami gerakkan seluruh pasar mitra tani di seluruh Indonesia untuk melakukan operasi pasar/gelar pasar murah (GPM). GPM ini dilaksanakan secara intensif sampai mendekati lebaran. Karena sebagian daerah diberlakukan PSBB, maka kegiatan GPM di pusatkan di Pasar Mitra Tani/TTIC di masing-masing provinsi dengan SOP physical distancing," ujar Agung dalam keterangan tertulis, Senin (20/4/2020).
Agung berpesan agar masyarakat jangan membeli bahan pangan berlebihan. Masyarakat juga bisa menggunakan layanan pesan antar, sehingga tidak perlu keluar rumah.
"Saya imbau masyarakat belanja secukupnya saja, sesuai kebutuhan. Tidak perlu rush buying dan berlebih-lebihan," kata Agung. "Cukup order, nanti pesanan akan diantar," imbuhnya.
Kementan mengakselerasi pengembangan pasar mitra tani di seluruh provinsi di Indonesia. Komoditi yang dijual di Pasar Mitra Tani adalah bahan pangan pokok strategis, seperti beras, bawang, aneka cabe, daging ayam, daging sapi dan telur, termasuk gula pasir dengan harga Rp 12.500.
"Berbagai komoditas strategis ini kami siapkan untuk kemudahan masyarakat mengakes pangan," ungkap Agung.
Ia menuturkan, pihaknya telah bekerja sama dengan para pengusaha dan jasa distributor pangan seperti Gojek untuk menyediakan layanan yang mempermudah masyarakat memperoleh bahan pangan.
"Sekali lagi, ini semua bentuk komitmen pemerintah untuk mempermudah akses pangan masyarakat, terlebih di saat suasana seperti ini. Biarkan kami yang bekerja, masyarakat di rumah saja," lanjut Agung.
Kementan, kata Agung, selalu menjaga di setiap titik strategis masalah pangan. Salah satunya, yaitu meminta daerah yang punya surplus bahan pangan untuk mengirimkan ke daerah yang kekurangan stok.
"Jika ada daerah yang kurang stok pangan tertentu, kami minta daerah surplus untuk mengirim ke daerah tersebut, sehingga masalahnya selesai. Untuk itu, kami monitor terus kondisi ketahanan pangan di daerah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pangan seluruh Indonesia," ujarnya.
Ibas ke BUMN Pangan: Impor Jangan Serampangan!
Anggota Komisi VI Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengapresiasi langkah BUMN pangan dalam menyediakan pasokan di tengah pandemi Corona. Namun, Ibas memberikan empat catatan termasuk mengingatkan BUMN agar tidak impor secara serampangan.
Pertama, Ibas meminta, BUMN pangan bekerja sama dengan Kementerian Sosial, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menjamin lancarnya distribusi dan pasokan pangan bagi masyarakat di tengah pandemi Corona.
Kedua, meminta BUMN membeli pasokan dari petani, peternak dan nelayan.
"Kami mendengar tidak hanya Pulau Jawa, di Kalimantan, Sulawesi dan seterusnya ketika petani terbengkalai tidak ada yang membeli," ujarnya dalam rapat virtual dengan Komisi VI, Senin (20/4/2020).
Ketiga, meminta BUMN pangan turut membantu UMKM terutama yang bergerak di bidang makanan atau pengolahan makanan.
Keempat, mengingatkan BUMN pangan agar tidak serampangan dalam impor.
"Kami ingatkan agar policy respons BUMN klaster pangan apakah terkait cashflow dan impor jangan sampai serampangan. Jangan sampai atas nama situasi pandemi COVID kita melakukan impor sebesar-besarnya, tidak merencanakan perusahaan sebaik-baiknya cashflow terganggu, sehingga secara keseluruhan cashflow negatif atau lampu merah," paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar