Minggu pagi jagat Twitter meramaikan rumor soal pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Benarkah dia meninggal dunia?
Beredar kabar pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un meninggal dunia karena masalah jantung. Namun laporan tersebut masih belum terkonfirmasi oleh otoritas Korea Utara.
Media-media asing yang memberitakan antara lain New York Post, lalu Hong Kong Satellite Television (HKSTV) serta Business Times. Namun, semua baru berupa klaim dengan sumber yang dikatakan valid. Jadinya masih belum jelas benar duduk perkaranya. Yang jelas memang Kim Jong Un dalam pekan terakhir memang diberitakan sakit.
Meski belum ada kepastian, hal itu tidak menghalangi jagat Twitter dibombardir aneka tweet seputar Kim Jong Un. Dipantau detikINET pagi ini, Minggu (26/4/2020) #KIMJONGUNDEAD memuncaki trending topic dengan 465 ribu tweet.
Semua orang mempertanyakan kebenaran kabar ini dan tidak mau langsung percaya. Namun banyak juga netizen yang justru malah senang kalau Kim Jong Un benar-benar meninggal dunia.
Faisal Basri Sentil Luhut di Penanganan Corona, Ini Jawaban Jubir
Ekonom senior Faisal Basri kembali menyinggung nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Faisal menilai penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia tidak jelas sebab tidak satu suara. Untuk itu dia mempertanyakan siapa yang jadi komandannya, apakah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, atau siapa?
Menjawab kritik tersebut, Juru Bicara (Jubir) Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jodi Mahardi justru menilai Faisal Basri tak paham tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) Luhut sebagai Menko dan juga Menteri Perhubungan ad interim.
Selain itu, Jodi menegaskan kebijakan yang diambil Luhut sudah dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga terkait, dan juga Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Mungkin pengamat ekonomi tersebut kurang paham tupoksi Menteri Perhubungan. Pak Luhut selaku Menteri Perhubungan ad interim sesuai tugasnya mengambil kebijakan di sektornya, dan selalu berdasarkan keputusan Presiden dan berkoordinasi dengan menteri-menteri lain, dan juga para kepala daerah terkait dan masukan dari para stakeholders dan masyarakat," kata Jodi kepada detikcom, Sabtu (25/4/2020).
Tak hanya itu, Jodi juga merespons pernyataan Faisal tentang PSBB yang dinilai tidak disiplin. Menurut Jodi, masyarakat juga harus berperan agar kebijakan ini efektif sepenuhnya.
"Efektivitas pelaksanaan PSBB tentunya menjadi tanggung jawab semua pihak, pemerintah pusat, kepala daerah, dan yang paling penting juga adalah masyarakat sendiri. Kalau masih ada yang keluyuran di Pancoran misalnya...itu kan dia juga berpotensi menjadi carrier. Jadi kita semua memang harus introspeksi diri," pungkasnya.
Sebelumnya, Faisal menilai penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia tidak jelas sebab tidak satu suara.
"Penanganan pandeminya nggak jelas, siapa yang jadi komandan? Luhut Pandjaitan atau Ketua Satgas atau siapa? setiap orang bicara," kata dia dalam diskusi online, Jumat (24/4/2020).
Bahkan menurutnya penanganan COVID-19 di Indonesia tidak karuan, mulai dari kebijakan mudik hingga kedisiplinan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Saya melihat juga untuk Indonesia khususnya, sebetulnya kita amat sulit memprediksi Indonesia karena penanganan COVID-19-nya nggak karu-karuan. Kita tidak pernah tahu, serba tanggung, mudik sudah jutaan keluar baru dilarang, PSBB di Jakarta kita lihat, kemarin saya kebetulan wajib ke rumah orang tua macet di Pancoran seperti tidak ada apa-apa," jelas Faisal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar