Stres merupakan masalah yang biasa dialami oleh banyak orang dalam kehidupan. Selain berpengaruh pada kesehatan mental seseorang, stres juga dapat berpengaruh dalam berhubungan seks.
Sebuah jajak pendapat dilakukan BBC Radio yang diikuti 2.066 orang dewasa di Inggris. Dari hasil jajak pendapat ini ditemukan 45 persen mengatakan stres sangat berpengaruh pada kehidupan seks mereka.
Walaupun dengan berhubungan seks dapat menurunkan tingkat stres. Tetapi stres dapat berpengaruh pada seks, membuat seseorang tidak ingin berhubungan seks dengan pasangan.
"Untuk menikmati seks, penting seseorang untuk rileks," kata Denise Knowles, konselor dan terapis seks dikutip dari Independent.
Denise menyarankan untuk melakukan latihan pernapasan sederhana dan melakukan meditasi dalam satu menit untuk menghilangkan stres sebelum melakukan hubungan seks.
"Ini akan membuat Anda rileks, yang memudahkan untuk tertarik berhubungan seks. Bicaralah dengan pasangan Anda sehingga mereka mengerti bahwa anda sedang dalam kondisi stres. Mulailah dengan pelukan dan ciuman yang akan membuat anda lebih dekat dengan pasangan," ujar Denise.
Pakar kencan dan hubungan Madeleine Mason, menjelaskan ketika stres seseorang cenderung mengalami libido yang rendah dan lebih memilih tidur dibanding berhubungan seks.
"Selain itu stres dapat berdampak pada kualitas tidur dan kelelahan yang dapat menjadi turunya libido. Karena tubuh akan memprioritaskan tidur daripada berhubungan seks," kata Madeleine.
Hati-Hati! Seks Oral Juga Punya Risiko, Ini 3 di Antaranya
Bagi sebagian pasangan, seks oral mungkin menjadi aktivitas yang menyenangkan. Namun praktik ini mengandung sejumlah risiko serius.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebut antara tahun 2006 hingga 2008 hampir separuh dari orang dewasa di AS telah melakukan seks oral.
CDC mengatakan, bagi sebagian besar orang Amerika seks oral sudah menjadi hal yang sangat umum. Untuk memahami bagaimana seks oral fellatio mempengaruhi tubuh, kenali risikonya dalam paparan berikut ini dikutip dari WebMD.
1. Memicu kanker tenggorokan
Seorang pejabat dari American Cancer Society memperingatkan bahwa aktivitas seksual semacam ini dapat meningkatkan risiko tertular human papillomavirus (HPV) di antara wanita. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker orofaring dan amandel.
Dalam sebuah penelitian tahun 2007, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang melakukan seks oral dengan enam atau lebih pasangan memiliki risiko 340 persen lebih tinggi mengidap kanker tenggorokan dibandingkan dengan mereka yang memiliki lebih sedikit pasangan. Pria juga berisiko mengalami infeksi HPV di tenggorokan.
2. Penyakit menular seksual
Beberapa penyakit menular seksual (PMS) dapat ditransfer dari satu orang ke orang lain melalui seks oral. Ini termasuk HIV, herpes, sifilis, gonore dan virus hepatitis.
Para ahli mengingatkan, memiliki banyak pasangan seks menambah risiko terinfeksi penyakit kelamin. Perlindungan penghalang, seperti kondom, dapat mengurangi risiko terkena PMS.
3. Memicu stres
Terapis seks Louanne Cole Weston, dari Fair Oaks, California mengatakan, seks oral bisa menyebabkan stres bagi sejumlah pasangan. Dia mengatakan beberapa orang cenderung berpikir berlebihan ketika mereka melakukan seks oral.
Dalam beberapa kasus, orang juga menjadi tidak percaya diri, takut jika mereka tak cukup baik dalam menyenangkan pasangan.
"Ada orang tidak akan mau menerimanya karena dia khawatir tentang reaksi pasangannya. Beberapa orang tidak bisa begitu saja melepaskan dan menerima kegiatan ini." kata Weston.
Jadi saat kamu melihat perubahan yang tidak biasa di tenggorokan atau mulut yang mungkin terkait dengan seks oral, segera cari bantuan dari profesional medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar