Selasa, 28 April 2020

Sayang Keluarga? Tunda Mudik Agar Tak Tularkan Corona

Persebaran virus corona COVID-19 di Indonesia tak juga kunjung surut, bahkan terus meningkat. Banyak masyarakat yang sudah mulai mudik ke kampung halamannya saat pandemi berlangsung.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto mengimbau agar masyarakat tak perlu melakukan perjalanan mudik karena sangat berisiko berpindah bersamaan dengan pergerakan orang yang terinfeksi.

"Kami yakin semua sayang keluarga. Oleh sebab itu, tunda dulu untuk melaksanakan perjalanan panjang dalam rangka pulang ke kampung halaman. Karena virus ini akan berpindah bersamaan dengan pergerakan orang yang terinfeksi, manusia lah yang membawanya," jelas Yuri saat konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Selasa (31/3/2020).

Yuri juga menyampaikan, bahwa benteng yang paling aman dalam penyebaran virus ini adalah tetap berdiam diri di rumah.

"Oleh karena itu, kita yakinkan bahwa benteng paling aman dalam serangan virus ini adalah di rumah. Inilah yang kami meminta untuk dilakukan," pungkasnya.

Yuri juga menghimbau kepada masyarakat untuk menjadi pahlawan, baik itu melindungi diri sendiri, lindungi keluarga ataupun tetangga. Dengan cara inilah yang paling tepat untuk melindungi bangsa kita.

Jarak yang Aman dengan Orang Lain dan 15 Tips saat Social Distancing

Sudah hampir dua pekan ini masyarakat diimbau untuk melakukan social distancing untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau COVID-19. Bahkan kantor-kantor pemerintahan dan sejumlah perusahaan swasta memberlakukan work from home atau bekerja dari rumah.
Sebenarnya berapa jarak aman antara satu orang dengan yang lainnya saat social distancing?

Dilansir dari CNN.com, social distancing adalah menghindari pertemucan secara massal dan jika memungkinkan kalau pun ada pertemuan harus menjaga jarak sekitar 6 kaki atau 2 meter dari yang lainnya.

Menurut WHO, ketika seseorang batuk atau bersin, dan anda berdiri terlalu dekat, tetes kecil cairan semprotan dari hidung atau mulut mereka dapat terhirup oleh kita. Cairan tersebut mungkin bisa saja mengandung virus korona jika orang yang batuk terinfeksi.

Dr. William Schaffner pakar penyakit menular dari Vanderbilt University School of Medicine, Nashville, Tennessee mengatakan jarak 6 kaki atau 2 meter saat social distancing ditentukan dari hasil studi fisiologi pernafasan. "Tanpa batuk atau bersin, jika kita menghembuskan napas, jarak 3 sampai 6 kaki dari satu sama lain ini disebut sebagai zona pernapasan. Jadi, jika Anda berdiri dalam jarak 3 sampai 6 kaki dari saya, Anda mungkin menghirup sebagian dari apa yang saya hembuskan. Dan tentu saja jika saya memiliki virus, apa yang saya hembuskan secara mikroskopis mengandung virus." Kata Dr. William Schaffner.

Jagdish Khubchandani, seorang profesor ilmu kesehatan, memiliki 15 rekomendasi untuk "mengimbangi" efek fisik dan psikologis dari social distancing.

Berikut ini tipsnya seperti dilansir dari safetyandhealthmagazine.com:
1. Pertahankan rutinitas. Sebisa mungkin social distancing tidak menganggu siklus tidur, jam kerja, dan aktivitas sehari-hari.

2. Jadikan social distancing menjadi positif dengan memberi waktu untuk fokus pada kesehatan pribadi seperti diet, olahraga, dan menilai kembali pekerjaan.

3. Jangan biarkan kecemasan mengkontrol diri kita. Usahakan tidur tujuh jam sehari

4. Social distancing dapat menyebabkan kecemasan dan depresi karena gangguan pada rutinitas, isolasi dan ketakutan akan pandemi. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami salah satu, cari bantuan untuk menghilangkan hal tersebut.

5. Istirahat kecil selama social distancing juga merupakan saat yang tepat untuk menilai kembali keterampilan dan pelatihan Anda - pertimbangkan untuk mengambil kursus online, mengejar sertifikasi, menjalani pelatihan atau pengembangan kepribadian, atau belajar bahasa baru.

6. Jangkau orang lain dan tawarkan bantuan. Social distancing dapat membantu menginvestasikan kembali dan menciptakan kembali ikatan sosial. Pertimbangkan untuk menyediakan dan membantu mereka yang berisiko atau terpinggirkan

7. Periksa daftar kontak Anda di email dan telepon Anda. Mungkin ini saat yang tepat untuk memeriksa kesejahteraan teman dan anggota keluarga Anda. Ini juga akan membantu Anda merasa lebih terhubung, sosial, dan lebih sehat.

8. Terlibat dalam kegiatan alternatif untuk menjaga pikiran dan tubuh Anda aktif. Seperti mendengarkan musik, meditasi, membaca buku, atau mencoba resep baru.

9. Jangan isolasi diri Anda. Social distancing tidak membuat Anda mengisolasi secara sosial.

10. Social distancing tidak harus diterjemahkan ke kehidupan yang tidak sehat di media sosial.

12. Lakukan pembersihan, bersihkan hal-hal kotor dan donasi barang-barang rumah tangga. Hal kotor di rumah dapat menyebabkan polusi, menyebabkan infeksi dan menghasilkan ruang yang tidak higienis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar