Rabu, 22 April 2020

Sosok Perawat PDP Virus Corona yang Gugur di Mata Teman Sejawatnya

 Satu perawat yang bertugas di Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI Jakarta meninggal dunia dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus Corona COVID-19. Perawat bernama Shelly Ziendia Putri ini meninggal pada Minggu (19/4/2020) lalu.
Shelly dirawat sejak 17 April di Rumah Sakit Simpang, Depok, dan kemudian dirujuk ke RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.

"Kita nggak tahu karena COVID-19 atau tidak ya, karena hasil labnya kami belum dapat info dan belum punya akses ke sana," kata Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadillah, Skep, SH, MKep, saat dihubungi detikcom, Selasa (21/4/2020).

Shelly dikenal sebagai sosok yang baik, peduli dengan teman-temannya yang lain, dan pantang menyerah. Hal ini diungkapkan oleh rekan kerjanya di instansi yang sama, Syarifah Sulaiman.

"Almarhumah di mata saya teman yang baik, peduli sama teman lainnya, periang, mau belajar, mau bertanya kalau ada yang beliau nggak tahu, nggak gampang nyerah, nggak enakan dan perasa," jelasnya pada detikcom, Selasa (21/4/2020).

Syarifah mengatakan, ia dan Shelly memang berada di satu wilayah yaitu Jakarta Selatan, tetapi berbeda unit. Ia mengenal sosok Shelly kurang lebih sudah dua tahun yang lalu, sejak tes masuk di instansi tersebut.

Namun, karena berbeda unit keduanya sudah jarang sekali bertemu. Bahkan, terakhir kali pertemuan mereka baru sekitar satu bulan yang lalu.

"Terakhir ketemu beliau kurang lebih sebulan yang lalu dan itu pun nggak sengaja dan nggak lama. Karena lagi sama-sama kerja, cuma say hello aja. Jadi nggak ada cerita-cerita (ada) keluhan," ujar Syarifah.

Laboratorium LBM Eijkman Sanggup Periksa 1.116 Sampel Corona Perhari

Kasus virus Corona di Indonesia semakin bertambah setiap harinya. Tercatat pada Selasa (21/4/2020), kasus positif COVID-19 di Tanah Air sudah mencapai 7.135 orang di mana kasus sembuh 842 orang dan yang meninggal 616 orang.
Per harinya, terjadi rata-rata penambahan kasus positif di rentang 200 orang. Hal ini menjadi pertanyaan di masyarakat mengenai kemampuan deteksi virus Corona di Indonesia.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sebagai salah satu lab pemeriksaan COVID-19 memiliki laboratorium tersertifikasi untuk menangani patogen risiko tinggi seperti BSL 2 dan BSL 3 hingga kini telah menerima 6.124 sampel klinis dari pasien terduga atau rata-rata 314 spesimen per hari.

"Deteksi PCR dengan bertambahnya satu mesin Q-RT PCR menjadikan Eijkman punya 3 mesin dan kapasitas ini memungkinkan deteksi dari 744 sampel menjadi 1.116 sampel per hari," tutur Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Selasa (21/4/2020).

Selain itu dengan bertambahnya alat mesin ekstraksi robotik, kapasitas ekstraksi RNA virus SARS-CoV-2 yang semula hanya 180 sampel kini meningkat menjadi 325 sampel per hari.

Disebutkan oleh Prof Amin, Eijkman juga berkontribusi menyediakan viral transport medium (VTM) bagi fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. VTM merupakan media untuk menyimpan spesimen virus Corona yang diambil dari sampel swab.

"Dengan kapasitas tersebut maka LBM Eijkman berkontribusi sebanyak 15 persen dari kapasitas nasional di mana saat ini ada 48 lab yang ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan COVID-19 di Indonesia," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar