Pandemi virus Corona nampaknya belum berakhir hingga memasuki bulan suci Ramadhan. Jumlah orang yang terdampak akibat COVID-19 terus meningkat mulai dari kategori orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pantauan (PDP) hingga pasien yang dinyatakan positif.
Lalu, bolehkan orang yang masuk dalam kategori tersebut melakukan ibadah puasa selama pandemi virus Corona berlangsung?
Menanggapi hal ini, Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM, mengatakan ODP masih diizinkan untuk berpuasa. Sedangkan PDP dan pasien yang dinyatakan positif tidak disarankan untuk berpuasa di tengah pandemi virus Corona.
"Kalau ODP dilihat situasinya kalau bisa imbangin minumnya delapan gelas sehari jangan sampai dehidrasi. Makan sayur dan buahnya dibanyakin saat sahur dan buka dan dia yakin bahwa itu mencukupi bisa saja dia berpuasa, namun harus konsultasi dulu ke dokter," ujar Prof Iris saat dihubungi detikcom, Kamis (23/4/2020).
Sementara itu, Prof Iris menjelaskan bagi PDP maupun positif virus Corona dengan gejala sedang hingga parah tidak dianjurkan untuk berpuasa. Pasien dengan kondisi tersebut harus menjalani pengobatan dari dokter terlebih bagi pasien yang mempunyai penyakit bawaan.
"Karena kalo pasien, dia dalam pengobatan dan harus meningkatkan imun sistem sebaiknya tidak dianjurkan untuk berpuasa," kata Prof Iris.
"Kita lihat dia punya penyakit bawaan atau komorid misal diabetes, jantung, liver, dan ginjal itu harus dilihat. Dan kalau harus minum obat yang tiga kali sehari, tentu kita tidak anjurkan untuk puasa," lanjutnya.
Kemudian ia kembali mengingatkan kebijakan puasa dilihat dari kondisi individu pasien masing-masing dan tentunya dengan konsultasi dari dokter yang menanganinya.
Mengenal Generalized Anxiety Disorder yang Dialami Suami Rachel Venya
Selebgram Rachel Venya mengaku sang suami yang bernama Niko Al Hakim didiagnosis mengalami Generalized Anxiety Disorder. Sedangkan dirinya mengalami Bipolar Disorder.
Hal itu diungkapkan Rachel Venya melalui akun Instagramnya. Ia mengaku telah mengalami ini sejak beberapa saat lalu dan tengah berusaha untuk berjuang dengan kondisi diagnosis tersebut.
"Untuk pertama kalinya aku & Niko akan membahas hal yg udh kita lalui sejak bertahun2, mgkn pada tau juga kalo aku sempat bikin instalasi Raven Is Odd yg konsepnya ttg kesehatan mental, yaa krn aku di diagnosis Bipolar Disorder & Niko di diagnosis Generelized Anxiety Disorder (psikosomatis), kami akan bercerita apa yg kami rasakan dan gmn cara kami berusaha menerima& berteman dgn BP & GAD," tulisnya dalam postingan yang dilihat detikcom, Kamis (23/4/2020).
Fakta-fakta Generalized Anxiety Disorder (GAD):
1. Pengertian dan Gejala
Generalized Anxiety Disorder adalah gangguan kecemasan umum. Seseorang yang mengalami gangguan ini akan merasa cemas atau khawatir secara berlebihan terhadap banyak hal, misalnya terhadap pekerjaan, kesehatan, hingga interaksi.
Seseorang dengan gangguan ini biasanya juga memiliki perasaan mudah tersinggung, gugup, dan merasa tersudut. Lalu, pikiran berlebihan mengenai kemungkinan terburuk pada suatu rencana yang belum tentu muncul.
Selain itu, pasien juga akan mudah merasa lelah, tegang, mual, sesak, sulit berkonsentrasi, hingga insomnia. Biasanya, gangguan kecemasan ini bisa dirasakan setiap hari dan menetap hingga lebih dari enam bulan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Penyebab
Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab dari gangguan ini. Namun, beberapa faktor diduga mendorong gangguan kecemasan ini muncul pada seseorang.
Adapun faktornya adalah, ketidakseimbangan zat serotonin dan noradrenalin yang mengatur mood di bagian otak. Kemudian, faktor genetik atau keturunan, kejadian traumatis, aktivitas berlebihan pada otak, khususnya pada pengaturan emosi dan perilaku.
Untuk mengetahui betul penyakit ini, seseorang harus menjalani tes dengan dokter. Maka dari itu, baru seseorang dapat didiagnosis mengalami GAD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar