Sabtu, 25 April 2020

Sudah 60 Ribu Lebih Spesimen Diperiksa, Total 197.951 ODP dan 18.301 PDP

Hingga Jumat (24/4/2020) tercatat 64.054 spesimen virus Corona COVID-19 telah diperiksa di seluruh Indonesia. Didapatkan hasil positif sebanyak 8.211 dan hasil negatif sebanyak 42.532.
"64.054 spesimen kita periksa dengan pemeriksaan real time PCR, dari 50.563 pasien," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Jumat (24/4/2020).

Berikut data lengkap pemeriksaan virus Corona COVID-19 pada Jumat (24/4/2020).

UJI PCR

Jumlah lab: 45 lab
Jumlah spesimen diperiksa: 64.054 spesimen
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen: 50.563 pasien
Hasil positif: 8.211 orang
Hasil negatif: 42.532 orang

PASIEN

ODP (Orang dalam Pemantauan): 197.951 orang
PDP (Pasien dalam Pengawasan): 18.301 orang
Konfirmasi COVID-19: 8.211 orang
Kasus sembuh: 1.002 orang
Kasus meninggal: 689 orang
Provinsi terdampak: 34 provinsi
Kabupaten/kota terdampak: 273 kab/kota.

5 Gejala Virus Corona yang Tak Biasa Tapi Tetap Perlu Diketahui

Umumnya, infeksi virus corona COVID-19 selama ini banyak dikaitkan dengan gejala khas, seperti demam, batuk, hingga sesak napas. Gejala itu yang selama ini menjadi tanda saat seseorang kemungkinan terinfeksi virus tersebut.
Namun, seiring berjalan waktu banyak penelitian yang menjelaskan adanya gejala-gejala virus corona yang tidak biasa. Berikut gejala-gejala COVID-19 yang tidak biasa yang dirangkum detikcom.

1. Diare
Sebuah penelitian mengungkapkan ternyata diare juga banyak dikeluhkan oleh pasien corona. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan terhadap 204 pasien di Wuhan.

99 pasien atau 48,5 persen yang masuk ke rumah sakit mengeluh dengan masalah pencernaan. Padahal mereka sebelumnya tidak memiliki riwayat sakit perut apapun.

Riset ini mengungkap, pasien COVID-19 dengan masalah pencernaan cenderung lebih lama mencari pertolongan ke rumah sakit. Mengutip CBSnews, rata-rata butuh waktu 9 hari untuk datang ke rumah sakit.

2. Kehilangan kemampuan penciuman dan perasa
Para ilmuwan di King's College London mengatakan gejala yang paling akurat untuk mengidentifikasi pasien COVID-19, yaitu kehilangan indra penciuman dan perasa. Sekitar 59 persen pasien yang dinyatakan positif COVID-19 mengalami itu.

Gejala ini disebut lebih akurat untuk mendiagnosis COVID-19 dibandingkan dengan gejala demam seperti yang selama ini dilaporkan. Biasanya ini terjadi di saat tahap awal penyakit.

"Orang-orang dengan gejala kehilangan fungsi indra penciuman dan perasa ini tiga kali lebih mungkin membuktikan bahwa ia terinfeksi COVID-19. Jika itu terjadi, kami menyarankan mereka untuk mengisolasi diri guna mengurangi penyebaran penyakit," kata peneliti utama Profesor Tim Spector dari King's College.

3. Mata merah
American Academy of Opthalmology memberikan peringatan pada semua petugas tenaga medis, bahwa virus corona dapat menyebabkan konjungtivitis. Ini menyebabkan mata dan sekitarnya menjadi merah.

Kondisi ini telah dialami oleh seorang perawat asal Amerika Serikat, Chesley Earnest saat menangani pasien virus corona. Ia mengatakan, hampir semua pasien yang bergejala berat itu matanya memerah.

Menurut jurnal dari JAMA Ophthalmology, sebanyak 12 dari 38 pasien memiliki gejala yang terkait dengan konjungtivitis, seperti hiperemia konjungtiva (peningkatan pembuluh darah pada mata), kemosis (kelopak mata membesar), epifora (mata berair), atau peningkatan sekresi.

Gejala ini lebih sering dialami oleh pasien COVID-19 yang lebih parah. Kemungkinan bisa ditularkan dari air mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar