Kamis, 16 April 2020

Gejala Virus Corona Vs Demam Berdarah Dengue, Kenali Bedanya

Di tengah pandemi virus Corona COVID-19, Indonesia menghadapi pergantian musim atau masa pancaroba. Penyakit lain yang juga diwaspadai adalah demam berdarah dengue (DBD).
"Kami mengingatkan saat ini adalah periode pancaroba yang secara klasik ada gambaran peningkatan kasus demam berdarah di daerah," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (8/4/2020).

"Oleh karena itu mari kita cegah tetap di rumah, berantas sarang nyamuk," lanjutnya.

Sama-sama disebabkan oleh virus, COVID-19 dan DBD adalah 2 penyakit yang berbeda. Gejalanya pun tidak sama. Dikutip dari UNB, berikut ini perbedaan gejala antara DBD dan virus Corona.

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Gejala pada penyakit DBD ini biasanya mulai bisa terlihat dalam waktu 4-6 hari setelah penularan terjadi. Gejala yang muncul yaitu:

- Demam tinggi secara mendadak

- Muntah-muntah

- Mual

- Sakit kepala yang sangat kuat

- Kelelahan atau mudah lelah

- Rasa sakit yang muncul di belakang mata

- Nyeri pada otot dan persendian tulang

- Muncul ruam pada kulit, yang akan muncul 2-5 hari setelah demam

- Terjadi perdarahan ringan (seperti hidung berdarah, mudah memar, dan gusi berdarah)

2. Virus Corona COVID-19
Penyakit karena infeksi virus ini dapat menyerang tubuh, misalnya pada hidung, sinus, dan tenggorokan bagian atas. Gejalanya terdiri dari:

- Demam

- Batuk

- Sesak napas

- Pilek atau hidung berlendir

- Sakit tenggorokan

Saat virus Corona menginfeksi saluran pernapasan bagian bawah (tenggorokan dan paru-paru), maka dapat menyebabkan terjadinya pneumonia. Biasanya menyerang orang-orang yang lanjut usia, imunitas yang lemah, dan memiliki penyakit bawaan misalnya penyakit jantung dan lain-lain.

Tak Lagi Lockdown, Aktivitas di Wuhan Perlahan Kembali Normal

Pemerintah China mulai hari Rabu (8/4/2020) telah mencabut kebijakan lockdown di Wuhan, Hubei. Hal Ini terjadi setelah China melaporkan tidak ada kasus kematian yang ditemukan pada Selasa (7/4/2020) akibat virus Corona COVID-19.
Mengutip BBC, sebelumnya pemerintah China melakukan lockdown pada 23 Januari lalu. Kebijakan ini diambil setelah mewabahnya virus corona di China yang menewaskan 3.330 orang dan 81.740 dinyatakan terinfeksi virus ini.

Meski begitu, pemerintah setempat memiliki syarat bagi warga Wuhan agar bisa bisa keluar rumah. Syaratnya terdapat dalam aplikasi dari ponsel masing-masing yang bisa menunjukkan apakah mereka dalam keadaan sehat.

Jika dalam keadaan sehat, mereka diperbolehkan untuk beraktivitas kembali. Kondisi sehat pada aplikasi tersebut ditandai dengan kode QR hijau.

Sementara itu, pemerintah setempat saat ini mulai membuka penghalang jalan dan transportasi umum yang telah disiapkan untuk mulai beroperasi secara normal. Pemerintah China menyediakan jadwal penerbangan udara terbatas. Dilaporkan tersedia 200 penerbangan yang dijadwalkan berangkat pada hari ini yang bisa membawa hingga 10.000 penumpang.

Namun, tetap ada beberapa batasan pada transportasi yang masih berlaku dan sekolah-sekolah masih ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar