Senin, 20 April 2020

Sudah Ada yang Ajukan Keringanan Cicilan ke Pinjol?

Perusahaan fintech peer to peer lending memberikan keringanan kepada peminjam dengan restrukturisasi. Hal ini dilakukan untuk menekan dampak tekanan ekonomi akibat penyebaran COVID-19 di Indonesia.

Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengatakan pandemi Covid-19 disinyalir memengaruhi sejumlah sektor. Untuk industri Fintech P2P lending, AFPI melakukan survei terhadap 130 anggota hingga 6 April 2019. Dari hasil tersebut terdapat sebanyak 68 Platform (52%) mengaku sudah mendapat permohonan restrukturisasi dari borrower.

Namun untuk tingkat kredit bermasalah atau NPL belum terlihat. Dari hasi survei tersebut, mayoritas anggota AFPI menyatakan Tingkat Keberhasilan Bayar 90 Hari (TKB90) tercatat stabil. Hingga Februari 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat TKB90 yang menjadi tolak ukur industri ini berada di angka 96,08% atau NPL 3,92%. Angka tersebut masih tergolong sehat untuk industri ini.

"Covid-19 sedikit banyak berpengaruh terhadap rencana bisnis perusahaan, termasuk target seluruh anggota penyelenggara Fintech P2PL. Pandemi Covid-19 juga dikhawatirkan membuat risiko kegagalan pembayaran pinjaman berpotensi meningkat, sehingga akan semakin memperketat mitigasi risiko atas pengajuan pinjaman-pinjaman baru. Hal ini tentunya sangat dipertimbangkan oleh pihak pemberi pinjaman di masing-masing penyelenggara Fintech P2PL," ujar Kuseryansyah dalam video conference, Senin (20/4/2020).
Baca juga: Giliran Fintech Pinjol Beri Keringanan Cicilan
Dia mengatakan AFPI akan terus menjaga perannya untuk memperluas jangkauan pembiayaan bagi masyarakat di Indonesia. Perlu dipahami bila pendapatan pada industri Fintech P2PL adalah berasal dari fee atas transaksi pinjam meminjam, sementara pendapatan bunga (dan denda) atas pinjaman adalah milik pihak pemberi pinjaman.

Oleh karenanya, pendapatan penyelenggara Fintech P2PL bergantung kepada jumlah nilai penyaluran pinjaman, sedangkan terjadinya penyaluran pinjaman bergantung kepada kepercayaan pihak pemberi pinjaman kepada kinerja platform penyelenggara Fintech P2PL.

Hingga akhir Februari 2020, OJK mencatat penyaluran pinjaman Fintech P2P Lending senilai Rp 95,39 triliun atau meningkat 225,58% dari tahun lalu (YoY). Dari sisi lender, sudah ada 630.003 entitas atau naik 156,83% YoY, dan jumlah borrower 22.327.795 entitas, naik 267,17% YoY. Penyelenggara Fintech P2P Lending yang terdaftar di OJK per Februari 2020 tercatat 161 perusahaan, dengan 25 diantaranya status berizin.

Kementan Gelar Pasar Murah di TTIC hingga Jelang Lebaran

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) menggelar kegiatan Gelar Pasar Murah (GPM) di Pasar Mitra Tani seluruh Indonesia. GPM dibuat untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau.
Kepala BKP Agung Hendriadi mengatakan, GPM dilaksakan di Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) secara berkelanjutan hingga mendekati Hari Raya Idul Fitri. Ia menerangkan, GPM dilakukan dengan tetap menerapkan SOP physical distancing.

"Hari ini kami gerakkan seluruh pasar mitra tani di seluruh Indonesia untuk melakukan operasi pasar/gelar pasar murah (GPM). GPM ini dilaksanakan secara intensif sampai mendekati lebaran. Karena sebagian daerah diberlakukan PSBB, maka kegiatan GPM di pusatkan di Pasar Mitra Tani/TTIC di masing-masing provinsi dengan SOP physical distancing," ujar Agung dalam keterangan tertulis, Senin (20/4/2020).

Agung berpesan agar masyarakat jangan membeli bahan pangan berlebihan. Masyarakat juga bisa menggunakan layanan pesan antar, sehingga tidak perlu keluar rumah.

"Saya imbau masyarakat belanja secukupnya saja, sesuai kebutuhan. Tidak perlu rush buying dan berlebih-lebihan," kata Agung. "Cukup order, nanti pesanan akan diantar," imbuhnya.

Kementan mengakselerasi pengembangan pasar mitra tani di seluruh provinsi di Indonesia. Komoditi yang dijual di Pasar Mitra Tani adalah bahan pangan pokok strategis, seperti beras, bawang, aneka cabe, daging ayam, daging sapi dan telur, termasuk gula pasir dengan harga Rp 12.500.

"Berbagai komoditas strategis ini kami siapkan untuk kemudahan masyarakat mengakes pangan," ungkap Agung.

Ia menuturkan, pihaknya telah bekerja sama dengan para pengusaha dan jasa distributor pangan seperti Gojek untuk menyediakan layanan yang mempermudah masyarakat memperoleh bahan pangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar