Senin, 20 April 2020

Ekonomi Amburadul Dihantam Corona, Pencairan THR PNS Bisa On Time?

Pemerintah memastikan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mencakup PNS, TNI, dan Polri tidak akan mundur dari ketentuan tahun-tahun sebelumnya. Artinya, pencairan THR ASN bakal tetap berlangsung paling cepat 10 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri atau lebaran mendatang.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari menyampaikan penetapan jadwal ini merujuk pada ketentuan yang sebelumnya telah berlaku.

"Sesuai ketentuan, THR diberikan paling cepat 10 hari sebelum hari raya," ujar Rahayu kepada detikcom, Senin (20/4/2020).

Namun, terkait ketentuan atau mekanisme pencairan THR ASN per tahun akan diatur dalam peraturan pemerintah (PP) yang diterbitkan jelang masa pencairan.

"Nanti diatur PP, sekarang sedang diproses," katanya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa ASN, TNI, Polri dengan level eselon III ke bawah akan tetap mendapatkan THR tahun ini, meski ekonomi negara sedang terombang-ambing karena Corona.

Dengan begitu, seluruh PNS pelaksana level eselon III ke bawah akan mendapatkan THR yang berdasarkan dari gaji pokok dan tunjangan melekat. Tidak dihitung juga dari tunjangan kinerja.

Dia juga memastikan bahwa pensiun PNS juga akan tetap mendapatkan THR tahun ini. Jumlahnya juga masih sama dengan tahun lalu.

Sementara mereka yang tidak dapat THR adalah para PNS yang setara pejabat. Pejabat-pejabat itu termasuk presiden, wakil presiden, menteri, anggota DPR, MPR DPD, kepala daerah, hingga pejabat eselon I dan II.

"Seperti presiden, wakil presiden, para menteri, DPR, MPR, DPD, kepala daerah, pejabat negara tidak mendapatkan THR," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Selasa (14/4/2020).

Kritik Pedas Andre Rosiade: Harga Beras Mahal, Gula Langka

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade menyoroti kondisi pasokan beras dan gula di tengan pandemi Corona. Andre mengatakan, berdasarkan data yang disampaikan Perum Bulog, pasokan beras cukup.
Dia menyebut, beras di gudang Bulog ada 1,42 juta ton, di penggilingan ada 1,2 juta ton, 728 ribu ton di pedagang, dan 28 ribu ton ada di Pasar Induk Beras Cipinang. Dengan begitu, pasokan beras nasional 3,5 juta ton.

"Tapi permasalahannya, ini protes dari bawah, masyarakat, kenapa harga beras masih juga tinggi padahal seperti yang disampaikan tadi panen raya akan mulai bulan April," katanya dalam rapat virtual dengan Komisi VI, Senin (20/4/2020).

"Saat ini beras medium harganya di atas Rp 10.000. Kami minta Bulog melakukan langkah-langkah konkret supaya harga beras medium bisa kembali ke harga eceran tertinggi," sambungnya.

Tak hanya beras, Andre bilang, gula juga sulit didapat di pasaran. Untuk membeli gula saja, saat ini juga dibatasi.

"Kedua saya juga ingin sampaikan, ini lanjut Bulog RNI kita sangat kesulitan masyarakat untuk membeli gula saat ini. Bahkan kalau kita beli ke supermarket atau saya sebut saja Lotte Mart kita dibatasi satu member 2 gula, 2 kantong gula. Ini menunjukkan memang kondisi gula di Indonesia stoknya sangat menipis," terangnya.

"Saya minta Bulog dan RNI yang mendapat izin impor menyampaikan kepada kita apa langkah-langkahnya untuk menekan harga gula yang gila-gilaan dan stoknya menipis," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar