Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah menguji coba empat alternatif pengobatan untuk pasien virus corona COVID-19. Dalam uji coba tersebut lebih dari 45 negara ikut bergabung dan salah satunya adalah Indonesia.
Empat obat yang tengah diuji sebagai obat alternatif corona yaitu remdesivir, gabungan lopinavir atau ritonavir, gabungan lopinavir atau ritonavir ditambah interferon (beta-1b), dan chloroquine (klorokuin). Riset tersebut dimaksud untuk mendapatkan bukti klinis yang kuat dan valid terhadap efektivitas obat dan keamanan pasien virus corona COVID-19.
Selain itu, keikutsertaan berbagai negara juga bertujuan untuk mempersingkat waktu yang diperlukan agar segera mendapat obat alternatif yang secara resmi bisa segera diberikan pada pasien virus corona COVID-19.
Untuk memastikan pelaksanaan uji coba obat tersebut berjalan dengan baik di Indonesia dan dilakukan sesuai standar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan dipastikan secara langsung terlibat dalam pelaksanaan riset yang dinamakan Solidarity Trial WHO.
"Indonesia siap berpartisipasi aktif pada riset 4 alternatif terapi Covid-19 dalam Solidarity Trial WHO," kata Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, dr Siswanto, MHP, DTM, dikutip dari rilis Kementerian Kesehatan pada Selasa (31/3/2020).
Sayang Keluarga? Tunda Mudik Agar Tak Tularkan Corona
Persebaran virus corona COVID-19 di Indonesia tak juga kunjung surut, bahkan terus meningkat. Banyak masyarakat yang sudah mulai mudik ke kampung halamannya saat pandemi berlangsung.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto mengimbau agar masyarakat tak perlu melakukan perjalanan mudik karena sangat berisiko berpindah bersamaan dengan pergerakan orang yang terinfeksi.
"Kami yakin semua sayang keluarga. Oleh sebab itu, tunda dulu untuk melaksanakan perjalanan panjang dalam rangka pulang ke kampung halaman. Karena virus ini akan berpindah bersamaan dengan pergerakan orang yang terinfeksi, manusia lah yang membawanya," jelas Yuri saat konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Selasa (31/3/2020).
Yuri juga menyampaikan, bahwa benteng yang paling aman dalam penyebaran virus ini adalah tetap berdiam diri di rumah.
"Oleh karena itu, kita yakinkan bahwa benteng paling aman dalam serangan virus ini adalah di rumah. Inilah yang kami meminta untuk dilakukan," pungkasnya.
Yuri juga menghimbau kepada masyarakat untuk menjadi pahlawan, baik itu melindungi diri sendiri, lindungi keluarga ataupun tetangga. Dengan cara inilah yang paling tepat untuk melindungi bangsa kita.
Jarak yang Aman dengan Orang Lain dan 15 Tips saat Social Distancing
Sudah hampir dua pekan ini masyarakat diimbau untuk melakukan social distancing untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau COVID-19. Bahkan kantor-kantor pemerintahan dan sejumlah perusahaan swasta memberlakukan work from home atau bekerja dari rumah.
Sebenarnya berapa jarak aman antara satu orang dengan yang lainnya saat social distancing?
Dilansir dari CNN.com, social distancing adalah menghindari pertemucan secara massal dan jika memungkinkan kalau pun ada pertemuan harus menjaga jarak sekitar 6 kaki atau 2 meter dari yang lainnya.
Menurut WHO, ketika seseorang batuk atau bersin, dan anda berdiri terlalu dekat, tetes kecil cairan semprotan dari hidung atau mulut mereka dapat terhirup oleh kita. Cairan tersebut mungkin bisa saja mengandung virus korona jika orang yang batuk terinfeksi.
Dr. William Schaffner pakar penyakit menular dari Vanderbilt University School of Medicine, Nashville, Tennessee mengatakan jarak 6 kaki atau 2 meter saat social distancing ditentukan dari hasil studi fisiologi pernafasan. "Tanpa batuk atau bersin, jika kita menghembuskan napas, jarak 3 sampai 6 kaki dari satu sama lain ini disebut sebagai zona pernapasan. Jadi, jika Anda berdiri dalam jarak 3 sampai 6 kaki dari saya, Anda mungkin menghirup sebagian dari apa yang saya hembuskan. Dan tentu saja jika saya memiliki virus, apa yang saya hembuskan secara mikroskopis mengandung virus." Kata Dr. William Schaffner.
Jagdish Khubchandani, seorang profesor ilmu kesehatan, memiliki 15 rekomendasi untuk "mengimbangi" efek fisik dan psikologis dari social distancing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar