Rabu, 08 April 2020

Superyacht Siluman Ini Bisa Menghilang, Kok Bisa?

Superyacht ini dirancang agar bisa menghilang saat berlayar. Kapal pesiar berukuran sedang itu memiliki teknologi mimikri, apa itu?
Superyacht HIDE namanya. Memiliki panjang 50 meter, kapal pesiar ini kemungkinan tak akan keluar dari galangan kapal dalam waktu dekat karena pandemi Corona.

HIDE dirancang oleh Anna Borla. Konsep lambung superyacht ini dilapisi panel kaca reflektif.

Kamuflase ini menawarkan privasi kepada para tamu. Borla merupakan finalis dalam penghargaan Desainer Muda Tahun 2020 dari BOAT.

Superyacht HIDE dapat menampung hingga delapan orang. Dek atasnya luas dan dilengkapi dengan kolam renang, kursi berjemur hingga kanopi yang dapat dilepas.

Kabin utama, terletak di dek utama. Kamar ini memiliki balkon, kamar mandi suite, dan ruang ganti.

HIDE juga memiliki ruangan gym dan spa yang dapat diakses melalui palka di dek atas. Selain itu, masih ada lagi dua kabin tamu, dua kabin VIP, dan area buritan.

HIDE sudah dirancang ramah lingkungan dengan tambahan panel surya fotovoltaik. Sistem hibrida akan tersemat dalam kapal pesiar ini.

Perkiraan kecepatan jelajah superyacht HIDE sekitar 14 knot dan kecepatan maksimalnya 18 knot. Furnitur kapal pesiar ini dibuat dari bahan tekstil daur ulang dan mungkin bakal ada ruang penyimpanan baterai lithium.

Banyak pecinta kapal pesiar yang telah menyatakan minatnya pada kapal pesiar ciptaan Borla ini. Jika berlanjut hingga ke galangan, waktu pembangunannya sekitar dua tahun.

Cerita Keluarga Turis Bule Terjebak di Bali: Nyaman Sih, tapi...

Sekeluarga turis dari Selandia Baru terjebak di Bali dan tidak bisa pulang ke negaranya. Mereka merasa nyaman sih di Bali, tapi ada hal yang membuat khawatir.

John de Monchy dan pasangannya, Amy Montagu, tinggal di Bali setahun terakhir. Mereka pindah ke Pulau Dewata dengan mengajak serta ketiga anaknya.

Rencananya, Amy dan anaknya, yang bernama Benny, pulang ke Selandia Baru pada tanggal 16 Maret lalu karena ada janji dengan rumah sakit setempat. Tapi, serangan virus Corona membuyarkan semuanya.

Dihimpun detikTravel dari beberapa pemberitaan media Selandia Baru, Rabu (8/4/2020), pemerintah Selandia Baru sudah menetapkan lockdown dan isolasi mandiri selama dua minggu bagi para penduduk maupun turis yang berada di negara tersebut.

Penerbangan Emirates yang sudah dipesan oleh Amy pun terpaksa dibatalkan. Sementara itu, penerbangan maskapai lainnya harganya sudah dua kali lipat dari biasanya. Refund dari pihak Emirates pun nasibnya juga tidak jelas, membuat Amy pikir-pikir lagi untuk pulang.

Ditambah lagi paspor milik sang anak juga sedang berada di pihak imigrasi karena dalam proses pengurusan visa. Jadilah sekeluarga ini memilih untuk bertahan di Bali sampai lockdown di Selandia Baru usai dan virus Corona mereda.

"Ada penerbangan lain ke Auckland, tapi mahalnya minta ampun dan kami belum dapat full refund dari Emirates. Itu membuat kami memutuskan untuk tetap di sini dan berharap semuanya akan baik-baik saja," kata Amy seperti dikutip dari media RNZ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar