Selasa, 08 September 2020

Cuan for Lyfe! Masker N95 Anti Virus Corona Dijual Rp 3 Juta di Lapak Online

Belakangan, permintaan masker N95 melonjak seiring dengan meningkatnya kasus virus corona di beberapa negara. Banyak toko dan apotek yang mengaku kehabisan stok masker karena banyaknya permintaan.
Namun adanya hal ini dimanfaatkan oleh beberapa oknum tidak bertanggung jawab. Harga masker di beberapa market place online seperti Shopee dan Tokopedia dinaikkan berkali-kali lipat dari harga aslinya.

Penelusuran detikcom menemukan harga masker n95 dengan harga normal Rp 200 ribu untuk satu kotak dengan isi sekitar 20 pcs, dijual dengan harga fantastis oleh beberapa toko yakni Rp 1.8 juta bahkan sampai Rp 3 juta.

"Kami tidak akan mentolerir penjual yang menaikkan harga masker dengan besaran yang tidak masuk akal, di tengah situasi sekarang ini," tutur Aditya Maulana Noverdi, Public Relation Shopee, dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (3/2/2020).

Saat ini, pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap oknum 'nakal' yang memanfaatkan situasi serupa untuk mencari keuntungan pribadi.

"Kami akan selalu memantau situasi terkini tentu termasuk situasi di dalam aplikasi kaml. Shopee juga akan terus berkomunikasi dengan mitra-mitra penjual untuk memastikan harga masker dijual dengan harga yang sesuai," tutupnya.

Alasan Menkominfo Tak Langsung 'Take Down' Hoax Virus Corona

Penyebaran hoax novel coronavirus (2019-nCoV) semakin marak. Kemenkominfo melaporkan ada 54 kasus hoax terkait virus corona baru yang tersebar di media sosial, terbanyak ditemukan pada Whatsapp.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menjelaskan sampai saat ini sanksi yang diberikan hanya sebatas persuasif.

Mengapa Kemenkominfo tidak langsung men-takedown berita hoax tersebut?

"Kalau yang terkait dengan medisnya itu ya kita akan take down. Tapi kan beritanya masih bisa dilakukan melalui persuasif, mau ditake down? Saya bisa take down, jangan marah tapi ya," jelasnya saat ditemui di Konferensi Pers, Gedung Serbaguna Kemenkominfo, Senin (3/2/2020).

Lalu bagaimana Kemenkominfo mengatasi hoax yang beredar?

"Tadi kan sudah disampaikan. Lagi disiapkan untuk melalui (SMS) blast itu. Supaya di-blast atau disebarkan juga," katanya.

"Tapi sama-sama ya ini bukan cuma Kominfo saja, tapi seluruhnya ya, kepentingan kita semuanya. Setiap kita yang mendapat itu tolong di blast (sebarkan), ini hoax, ini disinformasi," sarannya.

Pasca Evakuasi dari Wuhan, Amankah Naik Pesawat dari Maskapai yang Sama?

 Lebih dari 200 warga negara Indonesia (WNI) dievakuasi dari Wuhan, China ke Indonesia. Proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan pesawat Airbus 330-300CEO milik maskapai Batik Air.
Namun setelah itu banyak warganet yang merasa takut untuk bepergian menggunakan pesawat Batik Air, lantaran khawatir virus corona masih menempel di dalam pesawat.

"Pesawat Batik Air kan nggak cuma satu di Indonesia, aku rasa agak berlebihan deh kalau seperti itu," kata ahli penyakit tropis dan infeksi, dari RS Metropolitan Medical Center, Jakarta Selatan, Dr dr Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, Senin (3/2/2020).

Menurutnya virus corona akan sensitif terhadap panas sehingga akan mati dengan sendirinya. Terlebih lagi jika di ruangan observasi pesawat Batik Air yang mengevakuasi WNI, mempunyai temperatur udara yang cukup tinggi, maka virusnya tidak akan bisa bertahan hidup.

Sementara itu dr Erni juga menjelaskan adanya perbedaan kondisi antara Indonesia dengan Wuhan, China, yang menyebabkan virus corona terus menyebar.

"Nah sekarang kan coba saja kita lihat, kenapa di China atau di Wuhan khususnya virusnya gampang sekali virusnya untuk terus-menerus menyebar, karena di sana itu masih musim dingin kan? Jadi virusnya itu nggak mudah mati di udara," pungkasnya.
https://nonton08.com/the-fox-hunter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar