Senin, 04 Mei 2020

Sebaran Pasien Virus Corona di Indonesia, 1.954 Sembuh 864 Meninggal

Pemerintah mengumumkan jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia pada Senin (4/5/2020) telah mencapai 11.587 kasus. Sebanyak 1.954 pasien dinyatakan sembuh, 864 pasien meninggal.
"Kasus konfirmasi positif COVID-19 yang sembuh bertambah 78 orang sehingga menjadi 1.954 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Senin (4/5/2020).

Berikut sebaran pasien yang sembuh dan meninggal hingga saat ini.

SEMBUH
Aceh 7
Bali 159
Banten 34
Bangkabelitung 4
Bengkulu 1
DI Yogyakarta 50
DKI Jakarta 632
Jambi 1
Jawa Barat 159
Jawa Tengah 112
Jawa Timur 178
Kalimantan Barat 8
Kalimantan Timur 13
Kalimantan Tengah 15
Kalimantan Selatan 24
Kalimantan Utara 5
Kepulauan Riau 42
Nusa Tenggara Barat 36
Sumatera Selatan 43
Sumatera Barat 37
Sumatera Utara 41
Sulawesi Utara 17
Sulawesi Tenggara 11
Sulawesi Barat 4
Sulawesi Selatan 199
Sulawesi Tengah 11
Lampung 17
Riau 26
Maluku Utara 5
Maluku 12
Papua 48
Nusa Tenggara Timur 1
Gorontalo 2

MENINGGAL
Aceh 1
Bali 4
Banten 41
Bangka Belitung 1
Bengkulu 1
DI Yogyakarta 7
DKI Jakarta 408
Jawa Barat 86
Jawa Tengah 62
Jawa Timur 117
Kalimantan Barat 3
Kalimantan Timur 1
Kalimantan Tengah 7
Kalimantan Selatan 9
Kalimantan Utara 1
Kepulauan Riau 9
Nusa Tenggara Barat 4
Sumatera Selatan 5
Sumatera Barat 15
Sumatera Utara 13
Sulawesi Utara 4
Sulawesi Tenggara 2
Sulawesi Selatan 40
Sulawesi Tengah 3
Sulawesi Barat 1
Lampung 5
Riau 6
Papua 6
Papua Barat 1
Gorontalo 1

Dampak Kejiwaan Prank Bagi-bagi Makanan Sampah ala Ferdian Paleka

Prank menjadi salah satu tren yang cukup banyak dilakukan orang, bahkan banyak yang menjadikannya konten video yang diposting di berbagai media sosial. Misalnya tren prank supir ojek online hingga yang terbaru saat ini yaitu bagi-bagi 'makanan' sampah yang dilakukan YouTuber dari Bandung, Ferdian Paleka.
Prank sebenarnya masuk ke dalam kategori permainan yang tujuannya untuk meramaikan (memeriahkan) suasana dengan mengecoh orang lain melalui usaha mengaburkan logika dan realita. Tapi, dampak yang ditimbulkan ternyata sangat luas terutama untuk korbannya.

"Tren seperti itu tidak baik dan berdampak buruk bagi banyak pihak. Bagi si pelaku, akan mendapat kecaman dari orang yang terkena prank atau dari penonton maupun netizen," kata Nuzulia Rahma, psikolog ProHelp Center.

"Bagi orang yang terkena prank, akan menimbulkan luka hati, rasa tidak dihargai, bahkan merasa direndahkan," lanjutnya saat dihubungi detikcom, Senin (4/5/2020).

Menurut Rahma, efek atau dampak dari tindakan prank ini juga bisa lebih buruk lagi. Tren ini bisa menimbulkan rasa sakit hati, menurunkan rasa percaya diri orang yang terkena prank, sampai memunculkan rasa dendam pada pelakunya.

Tak hanya untuk pelaku dan korban, Rahma juga menyebutkan dampak ini bisa dirasakan orang yang menontonnya, khususnya usia muda atau remaja yang masih labil. Bisa jadi mereka ikut-ikutan karena dianggap seru dan lucu.

"Khususnya yang masih remaja atau usia labil, bisa ikut-ikutan karena hal ini dianggap seru, lucu, dan menantang. Sehingga kondisi di lingkungan sosial semakin memburuk," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar