Jumat, 01 Mei 2020

Viral Perawat di Jakarta Diusir dari Kos Akibat Menangani Pasien Corona

 Viral perawat di Jakarta Utara yang diusir dari kos akibat tangani pasien corona. Kabar ini pertama kali dibagikan melalui akun twitter @anjgglu pada Sabtu (28/3/2020).
Dalam postingan tersebut, ia mengatakan temannya yang berkerja di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) diusir dari kosannya akibat warga setempat takut tertular virus corona COVID-19.

Saat dikonfirmasi detikcom, Fadly sang tunangan dari perawat yang diusir pun membenarkan kabar tersebut. Perawat yang bernama Yolanda Vega dan temannya tidak diperpanjang kos di daerah Sunter Agung, Jakarta Utara, karena merawat pasien virus corona COVID-19.

"Itu benar, jadi gini mas, yang jadi korban tunangan saya dan temannya perawat RSPI juga. Yang ngekost di situ banyak dan hanya karyawan RSPI yang tidak diperpanjang," ujar Fadli saat dihubungi detikcom, Senin (30/3/2020)

Fadly yang juga berprofesi sebagai perawat di RSPI Sulianti Saroso ini mengeluh banyak masyarakat yang memberikan stigma negatif pada tenaga kesehatan yang menangani pasien positif corona. Meskipun nyatanya mereka tidak terinfeksi virus corona.

"Dijauhin tetangga situ (tempat kos), nggak mau dekat padahal kita negatif," lanjutnya.

Ia mengharapkan ke depan masyarakat harus lebih bijak dan menghormati para tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan dalam penanganan virus corona ini.

"Harapan saya perlu sosialisasi kepada masyarakat, soalnya kalau dia (masyarakat) positif COVID-19, ujung-ujungnya lari ke kita petugas medis, dan kita juga kerja nggak asal-asalan, sesuai SOP, dan karyawan (petugas kesehatan) juga dapat pemeriksaan COVID-19, kalau positif ya kita karantina di RS itu sendiri," tutupnya.

Kalau Bilik Disinfektan Tak Efektif, Bagaimana Cara Ampuh Menangkal Corona?

Penggunaan disinfektan ke tubuh manusia ternyata menimbulkan berbagai macam efek, mulai dari iritasi saluran pernapasan dan juga kulit.
Keberadaan bilik disinfektan yang dimanfaatkan sebagai pencegahan penyebaran virus corona pun dianggap tidak efektif, malah menimbulkan efek negatif pada tubuh.

"Jadi, selain tidak efektif, itu (bilik disinfektan) juga punya dampak negatif ke tubuh," tegas dr Rezki Tantular, SpP, Ketua Bidang Humas Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pada detikcom, Senin (30/3/2020).

Oleh karena itu, dr Rezki menegaskan harusnya pihak yang menyediakan bilik tersebut paham akan efek yang tidak baik pada tubuh. Ia berharap prosedur itu tidak dilakukan lagi.

Untuk mencegah penyebaran, dr Rezki menyarankan bisa dengan menganjurkan orang yang sakit untuk menggunakan masker dan menjaga kebersihan.

"Untuk mencegahnya, lebih baik ya dengan pemakaian masker untuk mereka yang sakit dan yang memang bekerja di rumah sakit. Jangan lupa cuci tangan," jelas dr Rezki.

Cara lain yang juga penting diterapkan adalah saling menjaga jarak. Droplet atau percikan dahak yang mengandung virus bisa menular pada jarak 1-2 meter.

Menkes Thailand Salahkan Turis 'Jorok' Atas Kasus Corona di Negaranya

Menteri Kesehatan Thailand, Anutin Charnvirakul, secara terang-terangan menyalahkan turis Kaukasian karena dianggap jorok sehingga menyebarkan virus corona di negaranya. Komentar kontroversialnya ini dibagikannya pada akun Twitter resmi miliknya beberapa waktu lalu.
"90 persen warga Thailand pakai masker. Namun, tidak ada orang farang yang memakai masker. Inilah alasan mengapa kita terinfeksi. Kita harus lebih berhati-hati dengan orang farang daripada orang Asia

Farang, adalah sebutan warga Thailand bagi pelancong Barat atau mereka yang berkulit putih.

"Saat ini, ini musim dingin di Eropa, dan dengan wabah coronavirus, mereka semua melarikan diri dari flu dan virus untuk masuk ke Thailand yang hangat. Banyak dari mereka yang kotor dan tidak mandi," cuitnya kemudian.

Selang beberapa jam, komentar tersebut dihapus setelah mendapat kecaman dari banyak orang. Sebab, tidak jelas darimana Anutin bisa mendapat statistik 90 persen warga Thailand mengenakan masker.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Anutin yang juga mengunggah komentar rasis pada Februari lalu, yang mengusulkan bahwa semua orang asing yang tidak mengenakan masker di Thailand harus diusir, mengatakan bahwa kicauan kontrovesial tersebut bukanlah perbuatannya.

Meski jelas bahwa Charnvirakul kurang menyukai kehadiran turis Barat dan menyalahkan mereka, beberapa laporan dari media lokal, TheThaiger menyebut Thailand lambat menerapkan pembatasan kedatangan sehingga saat virus corona mulai menyebar, banyak pihak dibuat bingung dan panik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar