Sejak COVID-19 mewabah di seluruh dunia, tenaga medis menjadi garda terdepan dalam menangani pasien Corona. Dari tenaga hingga nyawa pun mereka korbankan dalam melawan penyakit ini.
Sebuah video yang menunjukkan keseharian tenaga medis yang hendak bersiap-siap untuk menangani pasien Corona pun viral di media sosial. Video ini diunggah oleh akun Twitter bernama @wowrfd pada Minggu (2/8/2020) dan telah mendapatkan lebih dari 27 ribu retweet dan 57 ribu like.
Diketahui, tenaga medis dalam video tersebut adalah seorang dokter umum dari Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta. Dokter itu bernama Ayuni Rianty.
Ayuni bercerita, ia dan tenaga medis lainnya setiap hari harus turun dari tower 2 yakni tempat mereka beristirahat ke tower 3 untuk melakukan berbagai persiapan, dari mengambil sepatu boot, menggunakan alat pelindung diri (APD), hingga mengecek apakah APD sudah tertutup rapat atau belum untuk meminimalisir risiko penularan virus Corona.
"15-20 menit pakai APD. Setelah itu ada tim yang membantu lakban," kata Ayuni kepada detikcom melalui pesan singkat, Senin (3/8/2020).
Ayuni pun menjelaskan, ia tetap harus menggunakan APD lengkap selama bekerja, yakni 8-9 jam per hari. Selama itu pula Ayuni dan tenaga medis lainnya tidak diperkenankan untuk makan, minum, dan buang air kecil atau besar.
"Haus dan lapar masih bisa ditahan, tapi kalau buang air kecil walaupun sudah pakai diapers (popok) nggak bisa keluar. Rasanya nggak enak banget," jelasnya.
Meski begitu, ia mengaku bahagia bisa bertugas mengobati pasien dan melihat raut wajah mereka ketika dinyatakan sembuh dari virus Corona.
Pasca Terinfeksi Virus Corona, Pria Ini Jadi Superdonor Antibodi COVID-19
Seorang pria asal New Jersey, Amerika Serikat, diketahui memiliki antibodi yang sangat tinggi pasca dirinya terpapar virus Corona COVID-19. Para profesional medis menyebutnya dengan sebutan 'superdonor'.
Sebelumnya, tepat seminggu sebelum New Jersey di lockdown, pria bernama Matthew Facendo ini mengalami demam. Karena merasa ada yang aneh, Matthew yang saat itu bekerja sebagai tukang pos memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dan melakukan serangkaian tes COVID-19.
"Saya punya firasat buruk, karena saya memiliki triple bypass dengan penggantian katup aorta, pada September 2018 lalu," ujarnya, dikutip dari New York Post, Senin (3/8/2020).
Selama 11 hari pasca tes COVID-19, Matthew harus berjuang melawan demam yang panasnya mencapai 37 hingga 39 derajat Celcius. Tak hanya itu, ia juga sempat kehilangan fungsi indra penciuman, indra perasa, kurang nafsu makan, dan merasa kelelahan.
Saat itu, Matthew tidak pernah merasa adanya masalah pada sistem pernapasannya. Ia terus memantau tekanan darah dan mengawasi kadar oksigen dalam tubuhnya dengan oksimeter. Selama merasakan hal ini, Matthew yakin dirinya juga menularkannya ke istri dan anaknya yang berusia 29 tahun. Tetapi untung gejala yang dialami keduanya ringan.
"Gejalanya terus datang dan pergi, bahkan hasil tes COVID-19 saya tidak positif sampai tanggal 23 Maret. Dan di saat itu juga, saya mengalami demam tinggi," jelasnya.
Hingga di awal April 2020, Matthew sudah bisa kembali bekerja seperti biasanya. Ia mendapatkan kabar baik bahwa antibodi tubuhnya terhadap virus tersebut telah terbentuk. Matthew juga disebut sebagai superdonor, karena antibodi yang ada pada tubuhnya sangat tinggi, sehingga disebut sebagai donor tingkat 4.
"Mereka mengatakan itu hal yang tidak biasa dan meminta saya untuk terlibat dalam studi tentang antibodi jangka panjang," kata Matthew.
Setelah mengetahui itu, Matthew langsung mendaftarkan diri sebagai donor plasma untuk membantu pemulihan pasien COVID-19 lainnya, di Pusat Universitas Hackensack, New York. Ia melakukan ini karena ingin membantu orang-orang yang sedang berjuang melawan pandemi seperti dirinya pada saat tersebut.
Kepala petugas ilmiah di Pusat Penemuan dan Inovasi di Hackensack Meridian Health, David Perlin, mengatakan fenomena seperti yang dialami Matthew ini sangat jarang terjadi. Ia mengatakan, hanya 20 persen pasien Corona sembuh yang memiliki jumlah antibodi sebanyak itu.
https://nonton08.com/harry-potter-and-the-order-of-the-phoenix/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar