Riset vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengundang kontroversi. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum memberi izin uji klinis fase dua, namun uji klinis tetap dilanjutkan dengan melibatkan sebagian tokoh dan anggota dewan sebagai subjek penelitian.
"Iya (fase kedua) di sini," jelas peneliti utama vaksin Nusantara, Jonny, saat ditemui di RSPAD Gatot Soebroto Rabu (14/4/2021).
BPOM menjelaskan belum memberi izin karena ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam uji klinis. Mulai dari kaidah penelitian, metode produksi, kualitas bahan, serta bukti manfaat dan keamanannya.
Menurut Kepala BPOM Penny K Lukito, ketika uji klinis dilakukan tanpa mematuhi aturan dan standar yang ada, maka akan ada risiko masalah yang harus ditanggung.
"Jika ada pelaksanaan uji klinik yang tidak memenuhi standar tahapan preklinik, uji klinik, harus memenuhi poin-poin dalam protokol tapi tidak dilakukan, tentunya akan mengalami masalah sendiri. Tahapan-tahap tersebut tidak bisa diabaikan," kata Penny beberapa waktu lalu.
Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengatakan uji klinis yang melibatkan manusia harus memenuhi standar dan aturan dari otoritas kesehatan yang berwenang. Tujuannya demi keamanan subjek.
Prof Tjandra mengutip kesepakatan internasional dari World Medical Association (WMA). Disebutkan bahwa seorang peneliti harus selalu mempertimbangkan etika, aturan, dan standar riset di negaranya dan dunia internasional ketika melibatkan subjek manusia.
"Laporan riset yang tidak mengikuti prinsip dalam kesepakatan ini tidak boleh diterima untuk dipublikasi," tulis WMA seperti dikutip dari situs resminya pada Rabu (14/4/2021).
Tanpa publikasi yang diakui, penerapan riset bisa jadi terbatas karena tidak bisa mendapatkan izin dari otoritas kesehatan.
https://movieon28.com/movies/captain-sabertooth-and-the-magical-diamond/
Tips Seks Kilat Saat Kepepet Mengejar Waktu Imsak
Beberapa orang membutuhkan rasa intim saat bercinta seperti melibatkan banyak tatapan mata, gestur yang lembut, dan seks yang super lambat.
Tetapi pada beberapa kondisi, seks yang singkat dibutuhkan karena adanya keterbatasan waktu. Agar bisa memaksimalkan waktu yang terbatas, pasangan dapat melakukan seks kilat.
Seks kilat atau disebut quickies dapat menjadi pilihan yang tepat untuk dilakukan saat sedang terburu-buru mengejar waktu, seperti saat ini di mana sebagian besar orang melaksanakan puasa.
Butuh waktu yang singkat untuk dapat menghabiskan waktu bersama pasangan dan bercinta sebelum menyiapkan berbagai hal dan melaksanakan sahur sebelum imsak.
Berikut ini dua tips seks kilat, dikutip dari Cosmopolitan.
1. Membangunkan sambil berada di atasnya
Saat dia masih tertidur dan pasangan sudah memiliki rencana untuk bercinta keesokan harinya sebelum memulai aktivitas. Bangunkan dia tanpa kata-kata melainkan dengan mulut yang dapat bermain di antara kedua kakinya.
Selain itu, pasangan juga bisa dibangunkan dengan berciuman, menjilat, dan menghisap bagian tubuhnya yang sensitif.
Begitu dia bangun, perempuan dapat menungganginya dan segera selesaikan dalam kurun waktu yang tersisa sebelum memulai kesibukan selanjutnya.
Tangan pasangan dapat diarahkan untuk memberikan stimulasi pada area sensitif perempuan seperti payudara dan klitoris agar keduanya terpuaskan walau bercinta dalam waktu yang singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar